VISI.NEWS | AMERIKA SERIKAT – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandai 100 hari kepemimpinannya dengan klaim sukses besar dalam pengetatan imigrasi ilegal dan reformasi pemerintahan.
Selama periode ini, Trump telah menandatangani sedikitnya 142 perintah eksekutif, termasuk deklarasi darurat nasional di perbatasan selatan, keluarnya AS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta pemberian amnesti kepada lebih dari 1.500 pelaku kerusuhan Capitol pada 6 Januari.
Tak hanya itu, pemerintahan Trump menggencarkan efisiensi anggaran lewat Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin Elon Musk. DOGE telah memangkas dana federal hingga USD 160 miliar, terutama dari Departemen Kesehatan, USAID, dan Kementerian Luar Negeri. Pemangkasan ini turut memicu gelombang pemutusan hubungan kerja dengan lebih dari 120.000 pegawai federal diberhentikan.
Di bidang perdagangan, Trump kembali memicu ketegangan internasional dengan menerapkan tarif tinggi terhadap barang dari Kanada, Meksiko, Uni Eropa, hingga China, dengan tarif tertinggi mencapai 145 persen. Langkah ini berdampak langsung pada pasar keuangan, dengan indeks saham utama AS mencatat penurunan signifikan sejak pelantikan.
Untuk urusan luar negeri, Trump menempuh kebijakan agresif. Ia menghentikan bantuan militer ke Ukraina, membuka komunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan meluncurkan rencana kontroversial untuk menjadikan Jalur Gaza sebagai wilayah wisata global. Di Yaman, AS menggelar Operasi Rough Rider melawan kelompok Houthi di Laut Merah.
Meski menuai kritik dari berbagai pihak, Trump menyatakan bahwa semua langkah ini merupakan bagian dari komitmennya menjalankan prinsip America First. @ffr