Search
Close this search box.

BMKG Minta Warga Akhiri Kepanikan Potensi Megathrust

BMKG memahami kecemasan dan kepanikan publik muncul karena adanya kesalahpahaman menyusul beredar informasi mengenai potensi gempa megathrust.BMKG minta masyarakat akhiri kepanikan informasi gempa megathrust. Ilustrasi/istockphoto/p_wei.

Bagikan :

VISI.NEWS – Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono meminta masyarakat mengakhiri kepanikan terkait informasi mengenai potensi gempa megathrust di wilayah Indonesia.

“Kami berharap masyarakat terus meningkatkan literasi, selanjutnya tidak mudah kagetan setiap ada informasi potensi bencana,” kata Daryono di Jakarta, Minggu (27/9) dikutip CNN Indonesia dari Antara.

Daryono berpendapat kecemasan dan kepanikan publik yang muncul menyusul beredar informasi mengenai potensi gempa megathrust kemungkinan terjadi karena adanya kesalahpahaman.

Informasi mengenai potensi gempa berdasarkan pemodelan yang dibuat para ahli sebenarnya ditujukan sebagai acuan mitigasi. Tetapi sebagian warga kurang tepat dalam memahami dan menganggapnya sebagai potensi bencana yang akan terjadi dalam waktu dekat.

“Ini masalah sains komunikasi yang masih terus saja terjadi karena hingga saat ini masih ada gap atau jurang pemisah antara kalangan para ahli dengan konsep ilmiahnya dan masyarakat yang memiliki latar belakang dan tingkat pengetahuan yang sangat beragam,” kata Daryono.

“Kasus semacam ini tampaknya masih akan terus berulang dan pastinya harus diperbaiki dan akhiri,” ia menambahkan.

Menurut Daryono, kepanikan masyarakat akibat informasi mengenai potensi gempa megathrust sering berulang setelah tsunami melanda Aceh pada akhir Desember 2004 lalu.

Kegaduhan sering muncul setiap kali para ahli menyampaikan pandangan mengenai potensi gempa dan tsunami. Di sisi lain, media juga terkadang tak utuh dalam menyajikan sehingga menimbulkan salah persepsi di kalangan masyarakat.

“Masyarakat juga jangan mudah terpancing dengan judul berita dari media yang dengan bombastis memberitakan potensi bencana,” kata Daryono.

Daryono menjelaskan zona megathrust sebenarnya istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust disebut sebagai gempa megathrust dan gempa megathrust tidak selalu berkekuatan besar.

Baca Juga :  Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Lagi, Disertai Gemuruh Sedang dan Kuat

Menurutnya, hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa digunakan untuk memprediksi kapan dan di mana gempa akan terjadi dan seberapa besar kekuatannya.

Sebelumnya, BMKG juga mengklarifikasi riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan kemungkinan potensi tsunami hingga 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Klarifikasi diberikan sebab riset terkait potensi gempa kuat di zona megathrust yang sejatinya membahas mitigasi itu malah memicu keresahan akibat salah pengertian.
@fen

Baca Berita Menarik Lainnya :