VISINEWS | BANDUNG – Sistem proporsional terbuka kali pertama di mulai pada pemilu 1999, dalam pemilu ini, sistem penetapan calon terpilih Anggota Legislatif diberbagai tingkatan, dilakukan berdasarkan rangking perolehan suara suatu partai di daerah pemilihan (Dapil).
Demikian dikatakan Politisi Golkar Jawa Barat (Jabar) Haji Kusnadi, menurutnya diterapkannya sistem proporsional tersebut, perolehan suara Partai Golkar di pemilu 1999 secara nasional, menjadi merosot sehingga kejayaan Golkar di tahun 1997 mulai bergeser.
“Alhasil Golkar lengser dari pemenang pemilu 1999, dan diambil alih PDIP yang di nahkodai Megawati Soekarno Putri, kekalahan Golkar secara nasional, juga terjadi di Jabar,” katanya.
Kepada VISINEWS Sabtu (12/3/22), Wakil Sekretaris DPD Golkar Jabar ini mengungkapkan, kemenangan Golkar di Jabar kembali terjadi pada pemilu 2004, dan berhasil merebut kursi terbanyak di DPRD dan menempatkan kader Golkar sebagai Gubernur Jabar.
“Pemilu 2004 Golkar menang di Jabar, 28 kursi pun diraih, sehingga posisi Ketua DPRD Jabar diduduki oleh kader Golkar yakni Kang Ruslan, dan Kang Danny menjabat sebagai Gubernur,” ungkap Kusnadi.
Memasuki pemilu 2009, lanjut Bendahara Fraksi Golkar DPRD Jabar ini, posisi kemenangan Golkar tergeser oleh peserta pemilu yang baru yakni Partai Demokrat (PD), dimana pada saat itu Golkar menempati peringkat ke tiga setelah PDIP.
“2009 Golkar meraih 16 kursi, sehingga posisi Ketua DPRD Jabar diambil oleh kader PD, begitu pun posisi Gubernur Jabar, diambil alih oleh kader PKS melalui proses Pilkada pertama kalinya di Jabar,” ujarnya.
Pasang surut perolehan kursi DPRD Jabar terus terjadi, dimana pemilu 2014, Golkar mengalami peningkatan jumlah kursi menjadi 17, meskipun posisi Ketua DPRD dimenangkan oleh PDIP dan Gubernur Jabar masih diduduki oleh kader PKS.
“Ada peningkatan jumlah kursi di DPRD Jabar, semula 16 di pemilu 2009 naik 1 kursi di pemilu 2014 menjadi 17, namun posisi Golkar tetap bertahan di peringkatnke tiga setelah PDIP dan PKS,” ucap Kusnadi.
Di pemilu 2019, Kusnadi menambahkan, Golkar kembali kehilangan 1 kursi di DPRD Jabar, serta kalah dalam Pilkada 2018, sehingga di masa kepemimpinan Ketua DPD Golkar Jabar, Ace Hasan Syadzilly, kader Golkar Jabar berharap di pemilu 2024 nanti, Golkar bisa kembali berjaya seperti tahun 2004 yang lalu.
“2019 jumlah kursi Golkar di DPRD kembali seperti 2014 yakni 16 kursi, posisi Gubernur Jabar juga di isi oleh pasangan Kang Emil – Kang UU, semoga 2024 Golkar berjaya kembali,” pungkasnya. @eko.