VISI.NEWS | JAKARTA – Lima hari jelang berakhirnya fase keberangkatan, 82.437 jemaah haji Indonesia sudah diterbangkan ke Arab Saudi.
“Hari ini kita telah memasuki fase ke-27 operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1443H/2022M. Total yang telah diberangkatkan ke tanah suci sebanyak 82.437 orang,” ujar Plh Biro Humas, Data dan Informasi, Wawan Djunaedi, di Jakarta, Kamis (30/6/2022), dilansir dari laman resmi Kemenag RI.
Wawan menyampaikan, proses pemberangkatan akan terus berlangsung hingga 3 Juli 2022. Hari ini (Kamis, 30/6, red), ada 2.800 jemaah haji Indonesia yang berangkat ke Jeddah, lalu ke Mekah. Mereka terbagi dalam tujuh kelompok terbang (Kloter). Mereka berangkat dari lima embarkasi. Dua kloter dari Embarkasi Jakarta – Bekasi/JKS (820 orang) dan Solo/SOC (720). Masing-masing satu kloter dari Embarkasi Balikpapan/BPN (360), Palembang/PLM (450), dan Surabaya/SUB (450 ).
“Data hari ini, ada 84 jemaah sakit. Sebanyak 72 orang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan 12 orang dirawat di RSAS,” kata Wawan.
Jemaah wafat hari ini bertambah 2 orang. Pertama, Anta Misda Jiam, laki-laki, 58 tahun, nomor paspor C55 90 639, asal kloter JKS11, Embarkasi Jakarta Saudia. Kedua, Norlius Ilyas Intan Kayo, laki-laki, 59 tahun, nomor paspos, C89 87 455, asal kloter BTH8, Embarkasi Batam. Sehingga, sampai hari ini jumlah jemaah wafat sebanyak 16 orang.
Jemaah Risti
Sementara itu, pemerintah menyediakan konsultasi layanan kesehatan bagi jemaah haji dengan risiko tinggi (risti).
Hal ini disampaikan Pelaksana Harian (Plh) Kepala Biro Humas, Data dan Informasi, Wawan Djunaedi, saat memberikan keterangan pers di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
“Perlu kami sampaikan bahwa saat ini merupakan waktu persiapan menjelang puncak operasional ibadah haji, di mana sebagian besar jemaah telah berada di Mekah. Aktivitas jemaah cukup padat sehingga kebanyakan dari mereka sering mengabaikan aspek kesehatan,” kata Wawan Djunaedi, di Jakarta, Kamis (30/6/2022), masih dilansir dari laman resmi Kemenag RI.
“Pemerintah melalui petugas layanan kesehatan membuka konsultasi layanan spesialis bagi jemaah dengan risiko kesehatan tinggi,” sambungnya.
Wawan menyampaikan bahwa layanan ini merupakan inovasi baru yang menjadi salah satu program pemerintah guna mengedukasi dan memastikan jemaah dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadahnya dalam kondisi kesehatan yang baik.
“Layanan konsultasi jemaah haji risiko tinggi ini dijadwalkan secara berkala, satu sampai dua kali seminggu. Proses layanan ini dilaksanakan di setiap Kelompok Terbang (Kloter) oleh Tenaga Kesehatan Haji masing-masing, dan dilanjutkan konsultasi dengan dokter specialis yang telah disiapkan,” kata Wawan.
Guna lebih memudahkan tindakan, lanjut Wawan, pemerintah telah melengkapi wristband atau gelang kesehatan khusus bagi jemaah risti.
“Gelang ini harus tetap dipakai setiap saat sampai kembali ke tanah air. Tidak perlu melepas saat berwudu, mandi, dan salat,” tandas Wawan.
Selain itu, terang Wawan, saat ini pemerintah juga menambah petugas di sekitar Masjidilharam yang seluruhnya disiagakan penuh selama 24 jam. Mereka bertugas membantu dan melayani jemaah. Ini merupakan bagian upaya pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah, agar mereka tetap sehat menyambut puncak ibadah haji dan merasa nyaman ketika berada di Masjidilharam.
“Pemerintah mengimbau seluruh jemaah untuk benar-benar menjaga kesehatan semaksimal mungkin, agar pada saat pelaksanaan puncak ibadah dapat dilaksanakan dengan sehat, nyaman, dan tertib,” tandasnya. @fen