VISI.NEWS – Seorang kakek berusia 60 tahun, Agus Hadikarta Kuswara melakukan aksi naik sepeda (gowes) onthel dari Kota Bandung ke Solo, Jawa Tengah sejauh lebih dari 500 kilometer. Perjalanan sejauh itu ditempuh dalam waktu 6 hari. Aksi tersebut ia lakukan untuk menyambut hari jadi Palang Merah Indonesia (PMI) ke-75. Ia membawa pesan-pesan kemanusiaan yang juga di tempelkan di bagian depan sepeda.
Pensiunan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung, Jawa Barat tersebut, ingin mensosialisasikan donor darah sukarela, agar masyarakat yang selama ini belum mau mendonorkan darah, bisa bergerak untuk berdonor darah.
Agus menceritakan, dirinya berangkat dari PMI Kota Bandung pada 9 September lalu, dan tiba di Solo 17 September siang. Selama perjalanan Agus mengaku mau menemukan mengalami sejumlah kendala di antaranya rantai sepeda jengki yang ia kenakan lepas.
“Waktu saya dari Tasikmalaya menuju ke Banjarnegara itu sepeda saya rusak. Rantainya lepas karena turunan tajam,” ujar Agus saat ditemui wartawan di depan Taman Sriwedari, seperti dilansir dari merdeka.com, Rabu (15/9/2020).
Suka duka dalam perjalanan yang dialami Agus, saat perjalanan ia salah arah sehingga jarak tempuh bertambah menjadi lebih baik jauh 70 km. Namun demikian ia tetap menikmati perjalanan dari Solo ke Bandung. Dalam sehari Agus mengaku bisa mengayuh sepeda hingga 100 km dalam waktu 6 hingga 7 jam. Saat malam hari dia beristirahat bersama komunitas sepeda ontel di kota yang dilewati.
“Saya menikmati perjalanan. Selama di jalan banyak warga yang menanyakan, apakah selama Covid-19 ini boleh masyarakat boleh melakukan donor darah. Saya bilang ke mereka, masih bisa dilakukan sepanjang memenuhi persyaratan yang berlaku, seperti tekanan darah harus normal dan lainnya,” katanya.
Saat malam, dikatakan Agus, ia menggunakan kesempatan bertemu dengan para komunitas sepeda ontel dan masyarakat lainnya untuk mensosialisasikan pentingnya donor darah dan penerapan protokol kesehatan Covid-19. Selama perjalanan dari Bandung sampai Nagreg, dia dikawal oleh komunitas ontel. Demikian juga dari Tasikmalaya hingga ke Banjar ia juga dikawal oleh komunitas tersebut.
“Selain sosialisasi, saya juga akan ikut merayakan peringatan hari jadi PMI ke-75 di Solo. Setelah itu saya mau ke Semarang, setelah itu baru saya tentukan mau lanjut atau bagaimana,” kata pria 3 anak dan 3 cucu ini.
Pria kelahiran Jakarta, 21 Agustus 1960 itu mengaku prihatin, di saat kondisi kau fit seperti ini kesadaran masyarakat untuk melakukan donor darah masih kurang. Sehingga ia mengajak masyarakat untuk bersama sama melakukan donor darah. Agus mengaku selama ini sudah melakukan donor darah sebanyak 120 kali. Namun di usianya saat ini, ia hanya bisa berdonor 2 kali dalam setahun.
Agus mengaki pernah bersepeda ke sejumlah tempat. Diantaranya ke Markas PMI Pusat di Jakarta, dan rute Bandung-Pangandaran. Ia menambahkan, telah bersepeda sejak kecil, namun bersepeda jarak jauh, baru ia lakukan sejak 2019.
“Saya hanya bawa uang Rp 1,5 juta untuk perjalanan ke Solo ini. Besok pagi saya ke PMI Solo, SDA Peresmian Polteknik Akbara,” katanya.
“Saya bisa sampai ke Solo ini karena dekat, saya ingin berbagi di usia saya yang sudah tidak muda ini lagi,” pungkasnya.@mpa