Search
Close this search box.

Akankah Setiap Kita Bisa Menjadi Pahlawan?

Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenang, Dosen pada Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) Universitas Indonesia, Thobib Al Asyhar./visi.news/laman Kemenag RI.

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG – Di momen peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025, muncul pertanyaan yang menggugah: Apakah setiap kita bisa menjadi pahlawan? Pertanyaan ini diajukan oleh Thobib Al Asyhar, Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama, yang juga dosen Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) Universitas Indonesia, dikutip dalam tulisan reflektifnya di laman resmi Kemenag RI, Senin (10/11/2025).

Menurut Thobib, makna kepahlawanan tidak semata ditentukan oleh keberanian di medan perang. Pahlawan sejati, katanya, adalah siapa pun yang berjuang dengan ketulusan dan pengorbanan demi kebaikan orang lain dalam peran, waktu, dan tempat masing-masing.

“Setiap orang bisa menjadi pahlawan, sesuai konteks dan perannya masing-masing. Medan juang demikian luas, sepanjang masa,” tulis Thobib.

Ia mencontohkan, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang mencerdaskan generasi bangsa. Ayah dan ibu menjadi pahlawan keluarga yang berkorban tanpa pamrih demi masa depan anak-anaknya. Pedagang kecil yang bangun sebelum fajar demi rezeki halal juga memiliki jiwa kepahlawanan yang sama.

Begitu pula, sambung Thobib, pemadam kebakaran yang berlari menuju kobaran api saat orang lain menjauh, atau atlet yang mengharumkan nama bangsa di kancah dunia mereka semua adalah wajah-wajah kepahlawanan masa kini. Bahkan pekerja migran yang mengadu nasib di luar negeri pun disebutnya sebagai pahlawan, karena rela meninggalkan tanah air demi menghidupi keluarga dengan cara yang bermartabat.

“Semua dari mereka menunjukkan ketangguhan mental dan keikhlasan hati. Itulah esensi kepahlawanan: tanggung jawab, kesabaran, keikhlasan, dan memberi manfaat bagi orang lain,” ujar Thobib.

Ia menegaskan bahwa untuk menjadi pahlawan tidak perlu menunggu perang atau panggilan sejarah. Kebaikan yang dilakukan dengan hati tulus dan aksi nyata sudah cukup menjadi bentuk kepahlawanan.

Baca Juga :  Jadwal SIM Keliling Kota Cimahi Hari Ini, Senin 10 November 2025

“Pahlawan sejati hadir dalam keseharian di ruang kelas, di dapur, di pasar, di kantor, di jalanan, bahkan di negeri orang sekalipun,” tambahnya.

Di akhir tulisannya, Thobib mengajak masyarakat untuk menumbuhkan semangat kepahlawanan dalam diri masing-masing, berbuat nyata tanpa pamrih, dan menjadikan setiap langkah kehidupan sebagai wujud pengabdian.

“Jadilah pahlawan di peran masing-masing. Berbuat nyata untuk sesama dan alam raya. Ingat, jangan pernah jadi pahlawan kesiangan,” pungkasnya.

Tulisan reflektif ini menjadi pengingat bahwa makna kepahlawanan sejatinya hidup dalam setiap tindakan kebaikan yang kita lakukan kecil atau besar selama dilakukan dengan ketulusan dan niat mulia untuk memberi manfaat. @desi

Baca Berita Menarik Lainnya :