Apakah Maksiat Saat Ramadan Dosanya Berlipat?

Editor Ilustrasi/via republika.co.id/ist.
Silahkan bagikan

VISI.NEWS – Salah satu keistimewaan berpuasa adalah Allah SWT mencatat setiap amal baik seorang hamba bernilai ibadah dengan pahala yang berlipat ganda.

Bahkan, dalam hadis disebutkan tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan dan dosanya diampuni.

Akan tetapi apakah jika seorang hamba berbuat maksiat pada bulan Ramadan maka dosanya juga akan berlipat ganda? 

Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU yang juga anggota Komisi Dakwah MUI, KH Muhammad Nur Hayid menjelaskan berdasarkan surat Al Anam 160 dapat dipahami secara umum bahwa seseorang yang melakukan amal baik akan mendapat pahala berlipat ganda sedang yang berbuat jahat tidak akan diberi balasan melainkan seimbang dengan kejahatannya. 

Sementara Ibnu Masud dan Ibnu Abbas berpendapat pelipat gandaan dosa dilihat dari kualitasnya bukan dari kuantitas.

Sebab itu terdapat keterangan dalam hadis bahwa tidak ada dosa kecil yang terus-menerus dikerjakan tetap dosa kecil, atau akan menjadi dosa besar. Sedang tidak ada dosa besar yang abadi bila diiringi istigfar maka akan terhapus. 

Namun, menurut Kiai Hayid, pada Ramadan semua amal saleh dilipatgandakan pahalanya, maka setiap perbuatan maksiat pun akan dilipatgandakan dosanya. 

“Kaitan dengan Ramadan, karena semua amal saleh dan amal baik itu dilipatgandakan, maka demikian halnya dengan dosa-dosa yang dilakukan seorang hamba juga akan dilipatgandakan,” kata Kiai Hayid seperti dilansir Republika,co.id, Ahad (11/4/2021).

Ini sebagaimana keterangan para ulama salah satunya dapat ditemukan dalam kitab Matolib Ulinuha. 

“Disebutkan bahwa Mustafa bin Sa’ad Al Hambali mengatakan dosa-dosa seseorang itu akan dilipatgandakan pada waktu-waktu dan tempat yang mulia. Jadi kalau kita berbuat baik di Mekah (Masjidilharam) maka akan dilipatgandakan. Sudah ada ketentuannya sebagaimana dijelaskan rasul. Salat di Masjidilharam sama seperti seratus kali lipat di luar Masjidilharam. Demikian halnya orang berbuat baik di bulan haram termasuk Ramadan dan hari Jumat. Ibnu Muflih juga menjelaskan  tambahan pahala sebagaimana tambahan dosa itu tergantung tempat dan waktu. Sebagaimana berbuat baik dilipat gandakan, maka berbuat maksiat juga akan dilipat gandakan dosanya dibanding waktu selain Ramdan,” kata Kiai Hayid. @fen

Baca Juga :  MUI: Perbedaan Penetapan Awal Ramadan Harus Disikapi dengan Saling Menghormati

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Next Post

Warga Muslim di Sejumlah Desa Pulau Ambon Mulai Puasa Lebih Awal

Ming Apr 11 , 2021
Silahkan bagikanVISI.NEWS – Warga muslim sunni di sejumlah desa di Pulau Ambon telah menjalankan ibadah puasa Ramadan1442 Hijriah lebih awal, yaitu pada Minggu-Senin, 11-12 April 2021. Melansir Suara.com dari Antara, Sabtu (10/4/2021), warga muslim sunni di lima desa di Kecamatan Leihitu dan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon, akan berpuasa lebih awal dari yang ditetapkan […]