VISI.NEWS | AMERIKA SERIKAT – Kemunculan sistem kecerdasan buatan (AI) DeepSeek asal China membawa dampak besar di dunia teknologi, namun tidak semua perusahaan raksasa teknologi di Amerika Serikat (AS) merasakan efek negatif. Sementara saham Nvidia, Oracle, dan banyak lainnya merosot drastis, saham Apple justru mencatatkan kenaikan 3%. Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak, karena Apple cenderung terlambat dalam mengadopsi AI dan belum menginvestasikan dana sebesar pesaingnya.
Namun, kemunculan DeepSeek justru memberi angin segar bagi Apple. Investor kini mulai meragukan kemampuan perusahaan lain yang telah menggelontorkan dana besar untuk AI, karena DeepSeek menawarkan alternatif yang lebih murah namun efektif. Hal ini menjadikan Apple, yang relatif lebih berhati-hati dalam berinvestasi di sektor ini, justru berada di posisi yang lebih aman.
Dalam laporan kinerja kuartal-IV 2024, Apple melaporkan pertumbuhan pendapatan 4%, meskipun penjualan iPhone mengalami penurunan akibat persaingan ketat di China.
“Secara umum, saya pikir inovasi yang mendorong efisiensi adalah hal baik. Itu yang bisa kita lihat dari model itu (DeepSeek),” kata CEO Apple, Tim Cook, dikutip dari TechCrunch, Jumat (31/1/2025).
Cook juga menjelaskan bahwa Apple menggunakan pendekatan hibrida dalam pengembangan AI. Untuk tugas standar, Apple mengandalkan model AI internal yang berjalan langsung pada perangkat, sementara untuk tugas yang lebih kompleks, mereka menggunakan AI dari penyedia pihak ketiga, salah satunya OpenAI.
Cook menegaskan bahwa Apple tidak berkomitmen pada kemitraan eksklusif dengan OpenAI, sehingga perusahaan dapat mengintegrasikan model AI dari penyedia lain, termasuk Gemini dari Google atau Claude dari Anthropic. Meskipun DeepSeek tidak disebutkan secara eksplisit, beberapa pihak menganggapnya sebagai opsi potensial untuk mendukung operasi AI Apple di China, mengingat kendala regulasi yang mengharuskan Apple berkolaborasi dengan perusahaan lokal di pasar tersebut. @ffr