Search
Close this search box.

Arthur S Nalan: Tahun 1934 Wayang Golek Sudah Tampil di Bengkulu dan Medan

Pengamat budaya Arthur S Nalan. /visi.news/rizkyawan

Bagikan :

VISI.NEWS | BALEENDAH – Arthur S. Jalan mengungkapkan bahwa pada tahun 1934, pertunjukan Wayang Golek sudah hadir atau tampil di Bengkulu dan Medan. “Namun belum jelas siapa yang menjadi dalangnya. Pada dekade 1940-an, tradisi Wayang Golek pun sudah menjadi bagian pernikahan zaman dahulu yang melibatkan penggunaan raksukan wayang sebagai tanda kehadiran seni tersebut dalam masyarakat,” ungkapnya dalam sesi talkshow “Jelekong Fest” saat memperingati Hari Wayang Nasional/Dunia di Padepokan Giri Harja, Jelekong, Baleendah, Kabupaten Bandung, Sabtu (11/11/2023) malam.

Generasi perintis seperti Abah Sepuh atau Abah Sunarya memainkan peran penting dalam pengembangan seni Wayang Golek. “Ada dokumentasi yang mencatat jejak para dalang, termasuk Haji Ade Kosasih, dan yang memperkenalkan Giri Harja Abah Asep S Sunarya. Cuplikan karya Abah Asep banyak tersebar di media sosial, khususnya Facebook, yang menjadi sumber nu nineung atau hiburan,” ungkapnya.

Peneliti Barat yang tidak fasih dalam bahasa Sunda, kata Arthur, menghadapi kesulitan dalam menerjemahkan dan memahami Wayang Golek. Namun, interaksi dengan peneliti Barat membuka wawasan baru, seperti ketika bertemu dengan peneliti di Barat yang tertarik pada seni Wayang.

Perkembangan terkini, katanya, menunjukkan adanya kemudahan dalam memahami Wayang Golek, terutama karena munculnya kelompok pecinta Wayang Golek. Dunia digital juga turut berperan dalam mengangkat seni tradisional ini, dengan adanya digitalisasi Wayang Golek. Sebagai bukti penghargaan, 150 karya Wayang Golek secara simbolik akan diberikan kepada Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) IX Jawa Barat, Dwi Ratna Nurhajarini, sebagai bentuk apresiasi terhadap peranannya dalam melestarikan seni tradisional tersebut.

@mpa

Baca Berita Menarik Lainnya :