VISI.NEWS | AMERIKA SERIKAT – Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump telah mendeportasi 177 migran Venezuela yang sebelumnya ditahan di pangkalan militer Guantanamo, Kuba. Seperti dilaporkan AFP pada Jumat (21/2/2025), para migran tersebut diterbangkan ke Honduras pada Kamis (20/2/2025) sebelum akhirnya dijemput oleh pemerintah Venezuela untuk dipulangkan ke tanah air mereka.
Deportasi ini merupakan bagian dari kesepakatan baru antara Washington dan Caracas, yang sebelumnya sempat bersitegang terkait isu pemilu di Venezuela. Namun, sejak Trump kembali menjabat empat minggu lalu, hubungan antara kedua negara mulai membaik, terutama dalam kerja sama bidang imigrasi.
Utusan Trump, Richard Grenell, telah mengunjungi ibu kota Venezuela, Caracas, pada 31 Januari 2025 dan bertemu langsung dengan Presiden Nicolas Maduro. Dalam pertemuan itu, Grenell menjadi mediator pembebasan enam warga AS yang ditahan di Venezuela. Sebagai imbalannya, Trump kemudian mengumumkan bahwa Venezuela bersedia menerima kembali para migran ilegal yang dideportasi dari AS.
Pemerintah Venezuela sebelumnya menyatakan bahwa mereka meminta pemulangan warganya yang “secara tidak adil” dikirim ke pangkalan militer Guantanamo. Permintaan ini akhirnya disetujui oleh pihak AS, yang kemudian memindahkan para migran ke Honduras sebelum diterima kembali oleh Caracas.
“Permintaan ini telah diterima dan warga negara telah dipindahkan ke Honduras, dari sana mereka akan dipulangkan,” ujar pemerintah Venezuela dalam sebuah pernyataan.
Badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS mengonfirmasi operasi deportasi ini dan menyatakan bahwa 177 warga Venezuela telah dikirim dari Guantanamo ke Honduras sebagai bagian dari kesepakatan dengan Caracas.
Hubungan diplomatik antara AS dan Venezuela mengalami ketegangan sejak 2019, ketika Washington memutuskan untuk mengakui pemimpin oposisi, Juan Guaidó, sebagai presiden sementara Venezuela. Namun, setelah berbagai ketegangan, kedua negara mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan hubungan, terutama dalam kerja sama imigrasi yang kini menjadi prioritas Gedung Putih di bawah pemerintahan Trump. @ffr