Search
Close this search box.

AS Hentikan Berbagi Intelijen dengan Ukraina, Trump Dorong Negosiasi Damai

Donald Trump./visi.news/wikipedia.

Bagikan :

VISI.NEWS | AMERIKA SERIKAT – Pemerintahan Presiden Donald Trump mengambil langkah strategis dalam kebijakan luar negerinya dengan menghentikan sementara berbagi intelijen dengan Ukraina. Direktur CIA, John Ratcliffe, mengonfirmasi keputusan ini pada Rabu (5/3/2025), yang menambah tekanan bagi Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, agar segera menyetujui perundingan damai dengan Rusia.

Keputusan ini menyusul penghentian bantuan militer AS untuk Kyiv sebelumnya, yang memicu kekhawatiran akan semakin melemahnya pertahanan Ukraina terhadap serangan rudal Rusia. Kebijakan ini juga menunjukkan perubahan sikap Trump yang kini lebih lunak terhadap Moskow dibandingkan dukungannya sebelumnya kepada Ukraina.

Tekanan dari AS mulai membuahkan hasil, dengan Trump menyatakan bahwa dirinya telah menerima surat dari Zelensky yang mengindikasikan kesiapan Ukraina untuk bernegosiasi.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, mengatakan bahwa Trump bersedia mengembalikan bantuan jika perundingan damai dapat dimulai dengan langkah-langkah membangun kepercayaan.

Sumber yang mengetahui kebijakan ini menyebutkan bahwa AS telah menghentikan semua bentuk dukungan intelijen, termasuk data penargetan serangan terhadap Rusia. Namun, sumber lain menyebut penghentian ini hanya sebagian, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Langkah ini diambil setelah pertemuan panas antara Trump dan Zelensky di Gedung Putih pada Jumat sebelumnya, yang menyebabkan tertundanya penandatanganan kesepakatan mineral antara AS dan Ukraina. Namun, setelah Zelensky menerima saran dari pejabat AS, kesepakatan tersebut kembali berjalan dan diperkirakan akan segera ditandatangani.

Dalam pidatonya, Trump menyinggung surat dari Zelensky, menyatakan bahwa kesepakatan mineral ini akan menjadi awal dari proses negosiasi lebih panjang antara Ukraina, AS, dan Rusia untuk mengakhiri konflik kedua negara.

Hingga kini, Kedutaan Besar Ukraina di Washington dan Kementerian Luar Negeri Ukraina belum memberikan komentar resmi terkait keputusan AS ini. @ffr

Baca Berita Menarik Lainnya :