Search
Close this search box.

PREBUNKING | Hati-hati Penipuan Modus Bantuan Mencatut Nama Bupati Bandung, Ini Modusnya

Bagikan :

VISI.NEWS | SOREANG – Ragam jenis penipuan belakangan ini banyak dilakukan dengan mencatut nama pejabat bahkan kepala daerah dengan modus penyaluran bantuan.

Ada akun whatsapp yang mengatasnamakan Bupati Bandung Dadang Supriatna yang akan menyalurkan bantuan kepada warga pada Jumat, 19 November 2021. Penerima WA diminta untuk mengirimkan nomor rekening bank karena aka nada bantuan dari Bupati Bandung. Kemudian, setelah dikirim nomor rekening, terduga pelaku mengirimkan bukti transfer bodong untuk disalurkan ke Ponpes Al Faudziyyah dan Ponpes Al Muhajirin, masing-masing Rp. 2,5 juta. Ia lalu meminta penerima untuk mentransfer sebagian dari uang yang diterimanya sebesar Rp 2,5 juta ke “pondok pesantren lain” atas nama Ponpes Al Muhajirin dan memberikan No. Whatsapp “pengasuh” Ponpes Ujang Dodi Rosidin untuk konfirmasi.

Dari fakta tersebut, pelaku penipuan bisa mendompleng dengan menggunakan modus serupa untuk program Rembug Desa yang belakangan ini sedang gencar-gencarnya dilaksanakan Bupati Bandung HM Dadang Supriatna. Dalam program Rembug Desa ini banyak program bantuan yang disampaikan oleh bupati kepada masyarakat. Namun dibalik itu, warga Kabupaten Bandung diminta berhati-hati bila menerima Whatsapp dari orang yang mengatasnamakan Bupati Bandung atau pejabat Pemkab. Bandung.

Dalam kasus diatas ada bantahan dari Bupati Bandung HM Dadang Supriatna agar warga berhati-hati kalau menerima Whatsapp atas namanya. “Akhir-akhir ini saya menerima laporan dari warga terkait akun Whatsapp yang mengatasnamakan saya. Pelaku berusaha melakukan penipuan dengan dalih memberikan donasi dan modus kelebihan transfer. Apabila mendapati kasus seperti ini, jangan terburu-buru percaya apalagi sampai termakan komplain mereka hingga “mengembalikan” uang transfer tersebut. Saya tidak pernah memakai akun bisnis. Warga Kabupaten Bandung. Mohon agar lebih berhati-hati,” tandasnya.

Baca Juga :  Pramono Anung-Rano Karno Dapat Dukungan dari Organisasi Relawan Kesehatan

Modus pelaku

Hoaks yang mengatasnamakan pejabat untuk mendapat keuntungannya banyak melalui aplikasi media sosial Whatsapp.

Modus pelaku mengatasnamakan bupati/kepala daerah dan mentransfer sejumlah uang ke rekening calon korban. Kemudian, si pelaku meminta korban untuk mentransfer sebagian “uang yang diterimanya” ke nomor rekening tertentu yang diberikan oleh pelaku.

Kasus serupa sudah dialami oleh sejumlah kepala daerah. Wakil Bupati Tasikmalaya, Jawa Barat, Cecep Nurul Yakin mengaku, telah menjadi korban pencatutan nomor telepon WhatsApp atas nama dirinya. Nomor tersebut dipakai pelaku penipuan ke sejumlah pimpinan yayasan di wilayahnya. Modus pelaku dengan nomor WhatsApp itu memasang foto dirinya dan meminta sejumlah uang dengan menjanjikan pemilik yayasan akan menerima bantuan sosial (Bansos) dari Pemkab Tasikmalaya.

Sementara Bupati Imron namanya dicatut oleh penipu yang menawarkan penyaluran bantuan. Merujuk akun Instagram @cirebonkabsaberhoaks yang dikelola oleh Saber Hoaks Kabupaten Cirebon, terdapat nomor whatsapp 08970130704 yang mengatasnamakan Bupati Imron. “Nomor tersebut bukan milik Bupati. Bupati tidak pernah menawarkan bantuan dengan meminta nomor rekening atau uang balas jasa,” tulis akun @cirebonkabsaberhoaks.
Di Majalengka bahkan Polres setempat berhasil menangkap komplotan penipu yang mengatasnamakan Wakil Bupati Majalengka Tarsono, dengan modus memberikan sumbangan kepada dewan kemakmuran masjid (DKM) setempat. “Kami berhasil membongkar kasus penipuan yang mengatasnamakan Wakil Bupati Majalengka,” kata Kapolres Majalengka AKBP Edwin Affandi di Majalengka, belum lama ini.

Di Pangandaran, Kepala Kemenagnya dicatut untuk menipu para pimpinan lembaga pendiidikan maupun rumah ibadah. SMS itu berisi pesan akan mendapat dana bantuan pembangunan sarana prasarana dan rehab. “Sudah beberapa lembaga yang berkonsultasi dengan saya pribadi melalui telpon/sms ada yang mengaku nama saya, tetapi dengan nomor telpon yang berbeda. Ini  dipastikan SMS tersebut penipuan”, ungkap kepala kemenag setempat H. Supriana, ketika dikomfirmasi.
Menurut Kankemenag modus penipuan tersebut seperti membujuk akan dapat bantuan sarana prasaran dari Kementerian Agama atau melalui program hibah Gubernur Jawa Barat.

Baca Juga :  Panduan Mengubah Password dan Nama WiFi

Melapor ke Polsek

Di daerah lain korban mengalami kerugian dan melaporkan ke Polsek setempat.

Modus serupa sampai mengakibatkan korbannya mengalami kerugian Rp. 15 juta, dan melaporkan kasus serupa yang mengatasnamakan kepala daerah ini ke Polsek setempat.

Seperti kasus penipuan bermodus transfer dana yang terjadi di Desa Randusari, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.

Kasusnya, pelaku menggunakan foto profil Bupati Klaten Sri Mulyani untuk meyakinkan korban. Pelaku mengabarkan telah mengirim bantuan untuk membantu pembangunan tempat ibadah senilai 20 juta. Pesan pelaku 10 juta untuk pembangunan masjid dan masing-masing 5 juta untuk panti asuhan. Tapi korban selanjutnya diminta mentransfer ke rekening pelaku senilai 15 juta.

Pelaksana Tugas (Plt) Camat Prambanan Puspa Enggar Hastuti saat dikonfirmasi (Selasa, 10/8/2022) membenarkan kasus tersebut. Saat ini korban telah melaporkan kasus tersebut ke Polsek Prambanan.

Tips pencegahan

Tips untuk mencegah dan mengantisipasi jenis penipuan seperti ini:

Pertama, selalu mencermati setiap permohonan transfer baik melalui SMS atau Whatsapp jangan pernah terpengaruh oleh pelaku kejahatan yang biasanya buru-buru minta segera transfer dengan alasan yang seolah-olah sangat mendesak.

Kedua, usahakan Anda bisa mengecek/mengkonfirmasi melalui akun resmi kepala daerah atau instansi yang digunakan oleh pelaku menanyakan perihal “transfer” bantuan yang diterima.

Ketiga, usahakan agar Anda mengecek rekening Anda melalui Banking Mobile, Internet Banking atau ATM mengenai “transfer” yang dikirimkan oleh pelaku. Sebelum kita bisa mengecek rekening kita, dan memastikan adanya uang yang masuk, jangan pernah mau mengikuti pelaku untuk mentransfer uang ke nomor rekening yang diberikan oleh pelaku, karena biasanya si pelaku akan mempengaruhi kita, dan meminta kita buru-buru melakukan transfer.@aep s abdullah

Baca Berita Menarik Lainnya :