Search
Close this search box.

Bahaya Hyper Parenting: Biarkan Anak Tumbuh dan Belajar Bebas

Ilustrasi orang tua dan anak./visi.news/track it forward.

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG – Hyper parenting merupakan pola asuh yang muncul akibat obsesi orangtua untuk memastikan kesuksesan anak di masa depan. Meskipun niat ini didasari oleh kasih sayang, pola asuh yang berlebihan dapat berdampak negatif pada tumbuh kembang anak.

Sering kali disamakan dengan helikopter parenting, hyper parenting mencakup kontrol, perlindungan, serta intervensi berlebihan terhadap kehidupan anak. Beberapa ciri umum dari pola asuh ini antara lain:

  1. Mengatur Segala Aspek Kehidupan Anak: Orangtua menentukan segala hal mulai dari pilihan pakaian hingga jadwal kegiatan harian anak, yang mengakibatkan anak sulit mengekspresikan dirinya secara bebas.
  2. Selalu Mengkritik Anak: Orangtua fokus pada pencapaian akademik dan sering memberikan kritik yang berlebihan ketika anak mengalami kegagalan, alih-alih mendukung mereka untuk bangkit.
  3. Kekhawatiran Berlebihan: Kekhawatiran yang berlebihan membuat orangtua melarang anak mencoba berbagai hal, yang akhirnya menimbulkan tekanan dan berpotensi membuat anak memberontak.
  4. Memaksakan Kehendak: Orangtua cenderung menjadwalkan berbagai kegiatan tanpa memperhatikan kondisi fisik dan mental anak, dengan ambisi agar anak terus berprestasi.

Upaya untuk memastikan anak meraih kesuksesan di masa depan adalah hal yang wajar, tetapi obsesi berlebihan justru dapat menghambat perkembangan mereka. Anak membutuhkan ruang untuk bereksplorasi, belajar dari kegagalan, serta tumbuh dengan sehat baik secara fisik maupun mental.

Orangtua sebaiknya menemukan keseimbangan dalam pola asuh, memberikan dukungan tanpa perlu merasa cemas berlebihan agar anak dapat berkembang secara optimal. @ffr

Baca Berita Menarik Lainnya :