VISI.NEWS | BANDUNG – Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Bandung, Luthfi Firdaus, menyampaikan bahwa Kota Bandung memiliki sekitar 2 juta meter persegi taman kota yang dikelola pemerintah dan pihak swasta. Upaya menjaga kualitas taman dilakukan melalui evaluasi berkala dan revitalisasi taman yang sudah ada.
“Salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan taman adalah kesinambungan perawatan dan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, kami juga mendorong edukasi publik agar masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga taman-taman yang ada,” ujar Luthfi.
Luthfi menekankan pentingnya edukasi publik agar masyarakat turut menjaga taman kota.
“Keberlanjutan taman kota bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan peran aktif masyarakat. Mulai dari menjaga kebersihan, menghindari aksi vandalisme, hingga melaporkan jika ada fasilitas yang rusak,” jelasnya.
Menurut Luthfi, ada perubahan paradigma dalam desain taman kota yang kini lebih terbuka untuk publik tanpa pagar pembatas. Konsekuensinya, pengawasan dan perawatan perlu ditingkatkan.
“Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah, DPRD, swasta, dan masyarakat, diharapkan Kota Bandung dapat mencapai target RTH yang ideal dan menghadirkan ruang hijau yang lebih nyaman serta tertata dengan baik,” tuturnya.
Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung, Nunung Nurasiah, menyatakan bahwa DPRD menampung aspirasi masyarakat terkait kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) melalui program reses dan Musrenbang.
Saat ini, cakupan RTH Kota Bandung sekitar 12,8%, masih jauh dari target 30% yang diamanatkan Undang-Undang. Salah satu tantangan besar adalah keterbatasan lahan akibat urbanisasi, sehingga diperlukan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
“Tantangan utama kita adalah keterbatasan lahan akibat pesatnya urbanisasi. Maka, perlu sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengidentifikasi aset-aset yang berpotensi dijadikan taman kota,” kata Nunung.
Anggota DPRD lainnya, Yoel Yosaphat, menyoroti masalah perawatan taman kota yang kurang optimal. Sampah berserakan dan minimnya penerangan dapat memicu tindakan vandalisme serta penyalahgunaan ruang publik.
“Kami terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memastikan pemeliharaan taman berjalan optimal. Bahkan, kami berencana mengadakan pertemuan rutin dengan dinas guna memantau progres perbaikan dan pembangunan taman di Kota Bandung,” ujar Yoel. @ffr