VISI.NEWS | CIPARAY – Kehadiran Benny Ramdhani di Kabupaten Bandung, Sabtu (5/2/2022) sangat ditunggu-tunggu karena ia berani bicara terbuka. Pria kelahiran Kabupaten Bandung yang sekarang memegang pucuk pimpinan di Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) ini, membuka mainset anak muda dalam memandang persoalan bangsa. Sehingga, sejak pukul 08.00 WIB, seluruh tempat duduk yang disediakan di Graha Wirakarya di Ciparay sudah dipenuhi mayoritas anak muda.
Baca juga
“Ada kelompok yang merawat dendan karena kekalahan Pilpres. Padahal kontestasi Pilpres dan Pilkada itu hal yang biasa,” ungkap Benny yang baru muncul di podium pukul 10. 25 WIB.
Benny Ramdhani hadir di Graha Wirakarya, Ciparay, Kabupaten Bandung untuk sosialisasi peluang kerja di luar negeri bersama para siswa SMK, mahasiswa, dan masyarakat. Selain Benny hadir juga Riki Purwandana dari Disnaker Kab. Bandung, Ketua Yayasan Pembangunan Pendidikan Generasi Muda Indonesia (YPPGMI) Asep Ikhsan, Forkopimcam, pengurus Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia (GNPK RI) Kab. Bandung dan para pimpinan ormas lainnya.
Contohnya, kata Benny lebih lanjut, pada Pilpres, calonnya kan hanya dua Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno. Dinamika yang terjadi saat kontestasi Pilpres tersebut, katanya, bisa dikatakan hampir sampai pada kerusuhan yang bukan saja merepotkan aparat tetapi warga masyarakat juga, bahkan sampai menghancurkan sebagian fasilitas publik.
“Toh pascapilpres Pak Prabowo juga Pak Sandiaga Uno suda bergabung dengan Pak Jokowi. Kalau ada pendukung yang kemarin masih ada dendam, sebetulnya mereka itu pendukung siapa?,” ungkap Benny.
Berarti mereka yang dendan, mereka yang menularkan kebencian, katanya, bukan pendukung Prabowo Subianto, bukan pendukung Sandiaga Uno. Tapi mereka adalah penumpang gelap yang ingin menumbuhkan kerusuhan, ingin menumbuhkan kebencian. “Pak Prabowo saja hebat dengan Pak Sandi jiwa merah putihnya. Demi membela dan membangun bangsa mereka bergabung bersama,” ungkapnya disambut aplaus yang hadir.
Benny mengingatkan kepada kaum milenial, bahwa sekarang ini bangsa Indonesia sedang mendapatkan serangan proxy dari agen international. Proxy war, sebuah konfrontasi dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.
“Kita sedang diserang oleh agen proxy international yang tidak suka Indonesia maju, karena Amerika merasa terganggu oleh Presiden Jokowi. Penguasaan ekonomi Indonesia oleh mereka yang sejar orde baru, diambil alih sedikit-sedkit oleh Indonesia, melalui kebijakan ekonomi negara kita, termasuk Freeport, dan investasi-investasi yang lain,” jelas Benny.
Ia mengingatkan kepada kaum milenial, untuk lebih piawai dan bijak dalam menggunakan media sosial, informasi dan teknologi. “Bila kita tidak bijak, mąką kita akan mundur 10 sampai 15 tahun ke belakang. Sulit kita beradaptasi dengan lompatan-lompatan kemajuan jaman,” pungkasnya.@alfa/asa