VISI.NEWS | JAKARTA – Pendiri Microsoft, Bill Gates, kembali menyuarakan keprihatinannya soal krisis iklim global pada saat berkunjung di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/5/2025). Ia menyebut Bumi terancam hancur jika tidak segera beralih dari energi kotor ke energi bersih yang minim emisi karbon.
Gates menegaskan bahwa emisi karbon dari penggunaan energi fosil menjadi pemicu utama perubahan iklim. Untuk itu, ia mendorong penggunaan teknologi baru, salah satunya energi nuklir, sebagai solusi berkelanjutan.
Gates mengaku telah mendirikan perusahaan TerraPower sejak 2006, yang fokus mengembangkan reaktor nuklir generasi keempat. Tujuannya menciptakan energi nuklir yang lebih murah, aman, dan efisien dibanding reaktor konvensional.
Ia menjelaskan bahwa reaktor nuklir saat ini, yang berbasis pendingin air dan tekanan tinggi, cenderung kompleks dan mahal. Dengan teknologi baru yang dikembangkan TerraPower, ia berharap pembangkit nuklir bisa diproduksi massal dengan biaya jauh lebih rendah.
“Sehingga kami berharap ketika kami membangun 20 reaktor ini, biayanya dapat menjadi sangat murah, dan sebagian besar dari hal tersebut dapat dicapai melalui kemitraan yang sangat kuat,” jelas Gates.
Reaktor pertama TerraPower di Wyoming, AS, dijadwalkan mulai beroperasi pada 2030, dengan kapasitas listrik mencapai 345 megawatt dan potensi peningkatan hingga 500 megawatt, cukup untuk memenuhi kebutuhan 400 ribu rumah.
Meski nuklir dianggap bersih karena nyaris tanpa emisi karbon, tetap ada kritik. Organisasi lingkungan seperti Greenpeace menilai bahwa tenaga nuklir bukan solusi utama untuk perubahan iklim, karena potensi bahayanya dan kontribusi pengurangan emisinya yang dianggap kecil. @ffr