VISI.NEWS | BANDUNG – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada Sabtu (15/3/2025) malam dengan menerbangkan pesawat Caravan PK-SNM. Operasi ini bertujuan untuk mengurangi potensi hujan ekstrem di wilayah Jawa Barat bagian timur dan Jabodetabek, yang berisiko menyebabkan banjir.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, operasi ini menindaklanjuti prakiraan cuaca BMKG, yang masih mencatat pergerakan awan hujan tinggi di Jawa Barat.
“Penerbangan malam tim OMC BNPB dimulai pada pukul 20.00 WIB, bertujuan untuk mengurangi supply massa udara yang berpotensi masuk ke wilayah Jabodetabek mengingat pantauan cuaca wilayah Bogor terjadi hujan lebat lebih dari 50 mm, dan wilayah Majalengka yang terpantau terjadi hujan ekstrem mencapai 156 mm,” ujar Abdul Muhari.
Detail Operasi:
- Penerbangan dilakukan pada pukul 20.00 WIB, menyasar wilayah Karawang bagian utara, Subang, Indramayu, Sumedang, dan Majalengka.
- Selama 2 jam 28 menit, tim menaburkan 1.000 kg Natrium Klorida (NaCl) ke awan Cumulus Congestus di perairan utara Jawa Barat.
- Sejak 11-20 Maret 2025, total sudah dilakukan 7 sorti penerbangan dengan 7.000 kg bahan semai.
Pada Minggu (16/3/2025), BNPB memindahkan posko OMC dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Lanud Husein Sastranegara di Bandung. Langkah ini diambil berdasarkan analisis satelit dan radar cuaca yang menunjukkan potensi hujan ekstrem lebih dominan terjadi di wilayah Jawa Barat bagian timur dan selatan.
Abdul Muhari menegaskan bahwa OMC dilakukan sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana hidrometeorologi, yang dapat memicu banjir dan tanah longsor. Ia juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan membersihkan drainase serta daerah aliran sungai secara berkala.
“Operasi modifikasi cuaca merupakan salah satu upaya mengurangi curah hujan yang berpotensi turun di wilayah Jabodetabek sehingga meminimalkan risiko banjir susulan,” imbuhnya.
“Kami mengimbau masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam kesiapsiaagan menghadapi potensi risiko bencana cuaca ekstrem dengan tidak membuang sampah di aliran drainase, serta melakukan pembersihan drainase dan daerah aliran sungai secara berkala,” tegas Abdul Muhari. @ffr