VISI.NEWS | JAKARTA – Sebagai negara yang berada pada lingkar cincin api dunia (ring of fire) dan dilalui garis khatulistiwa, Indonesia memiliki tingkat kerawanan bencana alam yang cukup tinggi. Kebutuhan akan sumber data kebencanaan yang terkelola dengan baik dan terintegrasi secara otomatis menjadi hal mutlak sekaligus dasar utama pada setiap fase manajemen bencana.
Atas dasar itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Bidang Data dan Sistem informasi (PDSI), Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom), menginisiasi pembangunan situs portal bernama “Satu Data Bencana Indonesia” yang diluncurkan pada Rabu (20/12). Situs portal ini diharapkan dapat memberikan informasi berbasis data inklusif sehingga dapat menjadi rujukan dalam setiap pengambilan kebijakan dan tindakan dalam fase prabencana, tanggap darurat, dan pascabencana.
Di samping itu, pembangunan situs Satu Data Bencana Indonesia ini tidak hanya sejalan dengan visi Presiden tentang Satu Data Indonesia akan tetapi juga berperan penting dalam menyelaraskan pengelolaan data bencana di Indonesia di semua fase manajemen bencana. Adanya Perban Nomor 1/2023 sebagai landasan hukum diharapkan dapat memperkuat fungsi koordinasi sehingga dapat tercipta satu platform yang inklusif dan bisa diakses semua pihak, termasuk para pelaku praktisi pengelola kebencanaan dan manajemen bencana di Indonesia.
Operasionalisasi secara penuh dari portal Satu Bencana Indonesia ini ditargetkan dalam mulai berjalan pada 2024 hingga 2025. Selain menjadi hub data bencana di Indonesia, portal ini akan menjadi instrumen dalam upaya mengurangi risiko bencana serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.
Data dan Pengurangan Risiko Bencana
Selain menjadi rujukan dalam pengambil keputusan, kehadiran portal Satu Data Bencana Indonesia ini diharapkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya memperkuat ketangguhan masyarakat menghadapi bencana dan mengurangi risiko bencananya.
Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pascabencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nelwan Harahap menilai, pembuatan portal Satu Data Bencana Indonesia sudah tepat khususnya dalam tahap keberlanjutan pembangunan pascabencana. Sebab, hal ini dapat mendukung penguatan manajemen risiko bencana, respon kedaruratan hingga pemulihan.
“Ini merupakan instrumen penguatan kapasitas pengurangan risiko bencana dan Satu Data Becana ini menjadi rujukan yang merupakan bagian penting dalam setiap operasi kemanusiaan atau upaya penanggulangan fase bencana,” kata Nelwan saat memberikan tanggapan.
Aspek yang tidak kalah penting dalam fase manajemen bencana adalah dengan melihat sejauh mana dampak dari upaya pengurangan risiko bencana yang sudah dilakukan. Hal ini nantinya bisa terlihat dari data yang ditampilkan pada portal Satu Data Bencana, termasuk data perbandingan pada tahun berjalan maupun data pada periode yang sama secara year on year (YoY). Dari data yang ditampilkan tersebut dapat terlihat apakah sebuah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana sudah berdampak signifikan atau belum terutama di daerah pada tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, serta tingkat nasional yang saat ini masih terpisah di 37 kementerian lembaga. @mpa