VISI.NEWS | BOJONGSOANG – Banyak sisi spiritual Bupati Bandung H.M. Dadang Supriatna agar membuatnya tetap mawas diri, bijak dan tegas mengedepankan aturan. Selain salat malam dan puasa Senin – Kamis, bupati kelahiran Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang ini juga sejak menjadi kepala desa selalu menyediakan kain kafan di rumahnya.
Kain kafan? Ya, kain kafan. “Saya selalu menyediakan kain kafan sejak menjadi kepala desa, selain untuk mengingatkan kematian, juga kalau ada warga yang membutuhkan selalu tersedia. Kain kafan ini untuk persiapan pemulasaraan warga yang meninggal dunia,” ungkapnya di Tegalluar, belum lama ini.
Begitu juga saat ia menjadi Bupati Bandung, kain kafan ini selalu ada. Kain kafan itu secara simbolis disalurkan melalui pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat untuk disalurkan ke masing-masing desa dan kelurahan di Kabupaten Bandung. “Kain kafan ini shodaqoh simkuring, sanes hibah,” tandas Bupati Dadang Supriatna.
Menurut Bupati Bandung, pemberian sedekah kain kafan ini sudah dilaksanakan sejak ia masih menjabat sebagai Kepala Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang. “Pada 24 tahun silam, ada kejadian warga simkuring, suami istri meninggal dalam sehari yang sama. Saat saya takjiyah, orang yang meninggal belum dipulasara. Saya sempat bertanya kepada Kadus, kenapa jenazah belum dipulasara,” terang Bupati Bandung.
Warga yang meninggal itu, kata Dadang, semula istrinya, kemudian disusul suaminya. “Mulai saat itu, kebutuhan kain kafan untuk warga di desa ditanggung oleh saya. Sudah hampir 24 tahun hingga sekarang ini memberikan bantuan kain kafan kepada masyarakat. Sekarang karena sudah jadi Bupati Bandung, memberikan shodaqoh kain kafan untuk warga se-Kabupaten Bandung,” jelas Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.
@mpa/asa