C20 SDG’s and Humanitarian Working Group International Multistakeholders

Editor SDGs and Humanitarian Working Group International Multistakeholders dengan pembahasan utama “re-thinking G20 commitment on the interconnected SDGs-Humanitarian Nexus in the post-pandemic world”, Jumat (24/6/2022). /visi.news/ist
Silahkan bagikan

VISI.NEWS | JAKARATA – Dari laporan SDG’s menunjukkan bahwa dua tahun berturut-turut, dunia belum membuat kemajuan apa pun. Situasi ini menunjukkan bahwa dalam  dua tahun terakhir telah mengakibatkan kemunduran besar akibat pandemi. Meski pandemi masih ada, masih ada krisis kemanusiaan dan bencana hadir akan tetapi itu tidak berarti bahwa kita harus pesimis, justru kita harus percaya bahwa kita bisa bangkit dari ini.

Demikian diungkap dalam SDGs and Humanitarian Working Group International Multistakeholders dengan pembahasan utama “re-thinking G20 commitment on the interconnected SDGs-Humanitarian Nexus in the post-pandemic world”, Jumat (24/6/2022). SDGs and Humanitarian Working Group adalah salah satu platform di bawah Civil 20 Forum. Selain Working Group (WG) diskusi ini ada pula WG lain untuk gender dan ketimpangan, pendidikan, digitalisasi, anti-korupsi dan keuangan, vaksin, iklim, dan semua isu prioritas.

Kepresidenan Indonesia di G20 memiliki slogan: Recover Together, Recover Stronger, ini salah satu bukti semangat sebagai pesan utama bahwa terlepas dari semua pencapaian melalui vaksin covid-19 dan intervensi lainnya, bagaimanapun, dunia masih belum sepenuhnya pulih. Tujuan diadakannya diskusi ini adalah Policy brief yang akan dibuat dan digabungkan dengan WG lainnya untuk dijadikan masukan dalam Policy final Rekomendasi untuk Draf G20.

Arif R. Haryono selaku General Manager Advokasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa sebagai salah satu speaker di forum diskusi C20 memaparkan “Meningkatkan Kontribusi Filantropi dalam SDGs Blended dengan Pembiayaan dari jalur: Penerimaan pajak dalam negeri, meminjam dari pembangunan internasional, dan meminjam dari pasar modal swasta internasional. Dalam laporan tahun 2021 tetapi dirilis pada tahun 2022, Forum Zakat mengumpulkan data bahwa 147 anggota berkontribusi dalam SDGs, peran Zakat dalam SDGs: Fokus pada pendidikan, Nol kelaparan & nol kemiskinan,” paparnya dalam forum.

Baca Juga :  Kuasa Hukum Bogor Raya Beberkan Bukti Terkait Kejelasan Pemilik Saham

Memperbaiki interkoneksi antara SDGs dan hubungan kemanusiaan, tetapi juga menempatkan ini topik ke dalam konteks G20. Tidak hanya mengidentifikasi kesenjangan dalam keuangan tetapi juga masalah-masalah yang menantang dalam krisis kemanusiaan perspektif Indonesia terhadap krisis global Perang Ukraina salah satunya. Melihat krisis situasi untuk menemukan pemahaman yang lebih baik.

“Dompet Dhuafa melalui Zakat, Infak, Sodaqoh, dan Wakaf mendukung salah satunya peternakan dan lain-lain agar mereka dapat meningkatkan nilai dan harga mereka yang juga dapat mengarah untuk membangun pertanian mereka sendiri dan tumbuh lebih besar. Dalam rangka pencapaian target SDGs: Layanan – penyelamatan hidup darurat, hak-hak dasar, pemberdayaan – penguatan kapasitas, pengurangan kemiskinan, meminimalkan kesetaraan, pembangunan – mata pencaharian, kesejahteraan, Advokasi – pemenuhan hak akses. Intinya dalam konteks Indonesia, kita memiliki potensi yang sangat besar dan dinamika masyarakat sipil tumbuh dengan sangat cepat. Namun, karena peraturan yang ketat dapat menyebabkan hambatan dan kemunduran untuk target SDGs kita,” pungkas Arif.@mpa

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Next Post

Produk Mahasiswa Wirausaha Digelar di Expo Wibawa #1 untuk Mendapat Masukan

Sab Jun 25 , 2022
Silahkan bagikanVISI.NEWS | SOLO – Kegiatan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dalam wirausaha yang mendapat dukungan Pusat Studi Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), belakangan dilanda kelesuan namun tetap mengalami perkembangan. Produk puluhan mahasiswa yang berhasil bertahan dalam masa pandemi, selama 3 hari dari 24 – […]