VISI.NEWS | SIDOARJO – Bernadette Caroline Angelica Harianto Asisten Labolatorium Patologi Veteriner Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Minggu (5/11/2023) ditemukan tewas tak wajar. Polisi yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) menemuka surat wasiat di celana korban yang tewas di dalam mobil. Surat wasiat tersebut, seperti disampaikan polisi yang menangani kasus tersebut, Senin (6/11/2023), ditulis dalam Bahasa Inggris yang ditujukan kepada ibu, saudara, paman serta temannya.
Surat dalam Bahasa Inggris yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, berikut isi suratnya.
Surat pertama
Dear Mama
Terima kasih selama ini telah melindungiku. Tetapi sekarang perlindunganmu terasa sia-sia. Aku tak pernah membuat keputusanku sendiri dalam hidup ini. Sekarang inilah bagaimana aku menunjukkan kebebasanku.
Aku memilih apa yang aku pilih dalam hidup ini. Aku tak melihat masa depan untukku. Aku tahu bagaimana kau mencintaiku. Ini bukan salahmu. Aku tidak menyalahkanmu. Maaf aku tak bisa mencintaimu kembali. Maaf aku tak dapat melindungimu.
Dear saudara laki-laki dan perempuanku
Aku berharap kalian tak berakhir seperti aku. Kalian mungkin melihat aku sebagai anak yang cerdas. Aku nggak secerdas itu. Aku adalah seorang yang bodoh yang tak pernah melihat dunia sebenarnya.
Aku telah buta selama ini dan telah memberi kalian semua harapan palsu. Dunia ini kejam. Ingat itu. Aku mencintai kalian. Tapi aku tak bisa melakukannya lagi sejak aku berhenti berharap. Sudah terlambat sekarang.
Jika seluruh dunia mempertanyakan, aku tak melihat ada harapan. Aku ingin bertahan di sana
Dear paman
Terima kasih telah membukakan mataku untuk melihat dunia yang kejam ini. Tetapi bocah bodoh dan rapuh yang kamu cintai ini tak bisa berkawan dengan kenyataan. Aku memilih kabur. Maaf aku pengecut. Aku tak cerdas aku tak bijaksana. Kamu melihatku salah. Aku melihat tak ada masa depan dan juga kesuksesan.
Dear sahabat
Kalian begitu kuat dan berani. Aku berharap bisa seperti kalian. Tapi kalian tahu, aku lemah. Tak punya motivasi. Aku berharap kalian bahagia selamanya. Aku tahu kalian bisa. Maafkan aku. Aku sayang kalian.
Bila setiap orang pernah menjumpaiku. Bila aku salah, bunuh saja aku. Untuk dunia. ya, kamu telah menumbuhkan kegagalan, generasi lemah.
Hidup segan mati tak mau? Aku memilih untuk mati.
Tewas Tak Wajar
Mahasiswi tingkat akhir Unair Surabaya itu kemarin (5/11) ditemukan tak bernyawa di dalam mobilnya yang terparkir di kompleks perkantoran terbengkalai Royal Business Park, Tambakoso, Waru, Sidoarjo. Penyebab kematian perempuan 21 tahun itu diduga tidak wajar.
Saat ditemukan, kepala korban terbungkus kantong plastik putih yang diisolasi di leher. Lalu, ada seutas slang bening di dalam kantong plastik yang terhubung dengan tabung gas helium. Tabung itu berada di kursi sebelah kiri korban.
Kasatreskrim Polresta Sidoarjo Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo mengungkapkan, jenazah korban ditemukan kali pertama oleh sekuriti. Saat itu satpam curiga melihat mobil Honda Jazz dengan nopol AG 1484 BY yang terparkir sekitar pukul 06.30 WIB.
Satpam lantas memeriksa kondisi di dalam mobil tersebut. Dia terkejut melihat seorang perempuan terkulai lemas di kursi pengemudi. Kepala perempuan muda itu terbungkus kantong plastik putih. Karena curiga, satpam tersebut kemudian melaporkannya ke Polsek Waru.
Sekitar pukul 06.45 WIB, petugas Polsek Waru datang. Lalu disusul tim Inafis Polresta Sidoarjo dan Satreskrim Polresta Sidoarjo. Andaru mengatakan, semua kaca mobil dalam kondisi tertutup dan terkunci. Karena itu, petugas lantas membuka paksa pintu mobil. “Kami belum bisa pastikan penyebab kematiannya. Ini kami bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk otopsi,” ungkapnya.
Saat memeriksa lokasi kejadian, polisi menemukan dua lembar surat wasiat di kantong kanan celana perempuan asal Kediri itu. Dua lembar surat wasiat tersebut ditulis menggunakan bahasa Inggris dan ditujukan kepada ibu, adik, sahabat, dan bibinya. Isinya tentang pesan dan permintaan maaf.
Kanitreskrim Polsek Waru AKP Ahmad Yani hanya mengatakan bahwa kertas tersebut berasal dari buku tulis milik korban yang ada di apartemennya. “Dari hasil identifikasi, ada kemiripan identik dengan tulisan korban di bukunya itu,” ujarnya.
Yani juga menyatakan, berdasar hasil pengamatan sementara, tidak ada luka kekerasan apa pun di tubuh korban. Dari foto saat proses olah TKP diketahui, korban dalam kondisi lemas hingga kepalanya masuk di sela antara kursi pengemudi dan kursi penumpang depan. Tangan kiri korban memegang slang bening yang terhubung ke tabung gas helium.
Tabung helium itu ada di kursi penumpang depan dengan lakban dan gunting yang diduga digunakan sebagai perekat kantong plastik di kepala korban. Lakban tersebut dipasang sedikit longgar hingga slang bening yang terhubung dengan gas helium bisa masuk.
Yani juga mengatakan bahwa korban sehari-hari tinggal di sebuah apartemen di daerah Genteng, Surabaya. ”Tinggal sama adiknya,” ungkapnya.
Apakah ada dugaan pembunuhan? Perwira polisi berpangkat balok kuning tiga itu belum bisa memastikan. Dia justru menduga korban bunuh diri. ”Dugaan demikian itu karena tidak ada barang yang hilang dan luka kekerasan, tapi kami dalami lagi setelah ada hasil autopsi,” katanya.
@redho fitriyadi