Catatan dari Ajang Lomba Penulisan Biografi Kiai Pesantren yang Digelar  PC RMI NU Kab. Bandung

Silahkan bagikan

Oleh Bambang Melga Suprayogi, M.Sn.

MEMANG tak mudah untuk bisa menuliskan biografi seorang ulama yang terkenal di lingkungan pesantren dengan nama besar yang sudah kondang se Kabupaten Bandung bahkan ke seantero penjuru negeri.

Hal ini tampak saat  diselenggarakan lomba kreasi “Nadhom Alfiyah dan baca Biografi Kiai Pesantren” di Gedung Sekretariat PCNU Kabupaten Bandung oleh PC RMI NU, Minggu (30/10/2022).

Untuk menulis dan membaca Biografi Kiai Pesantren perlu persiapan yang menyangkut data, baik yang bisa didapatkan dari buku-buku refrensi, artikel-artikel baik di majalah, koran, catatan para santri jika itu pernah tercatat, juga mampu mengungkap informasi yang didapat dari saksi-saksi mata yang masih hidup dan mengenalinya, baik dari sahabat, teman seorganisasi, maupun dari pihak sanak keluarganya.

Bisa dikata, menuliskan biografi memang pekerjaan super telaten, detail, khususnya dalam mencari dan mengumpulkan data, yang proses pencariannya pun memerlukan waktu, ditambah lagi perlu menyingkronkan dan memilah serta memilihnya.

Satu hal yang menarik dari kegiatan para santri dalam ajang lomba menuliskan ini adalah semangat pengalian dan menemukan apa yang belum terungkap, dan bisa di informasikan.

Ini merupakan pekerjaan besar, seperti halnya para detektif, melakukan tugas penyelidikan, para penulis biografi ini, seperti sedang menyusun puzzle-puzzle kepingan yang tercecer, yang harus mereka susun rapih, untuk bisa dilihat wujud keseluruhannya hingga bisa dinikmati.

Menuliskan biografi para kiai oleh para santrinya di tiap pesantren, merupakan ajang yang bisa mengasah kemampuan skill para santri pada dunia literasi, menghidupkan kemampuan membuat literatur yang nantinya akan dibutuhkan suatu saat kelak.

Mencatatkan kisah para pendiri pesantren, dengan menuliskan kisah sepak terjang kiai tersebut dalam merintis, memperjuangkan, dan menghidupkan pesantren, merupakan kisah penuh proses yang pastinya ada hal getir, kisah perih pedih, keteguhan batin, semangat membaja, hati dan tekad yang pantang penyerah, dan dinamika yang menyertai prosesnya.

Baca Juga :  Pemkab Sidoarjo Beri Bantuan 1000 Pasang Sepatu Boots Untuk Siswa dan Guru Terdampak Banjir

Yaa… itu bisa mereka para santri tuliskan, sebagai salah satu cara ia mencintai masyayikhnya, guru-gurunya, kiai-kiainya, dan memperkenalkan semangat juang yang sekiranya mampu menginspirasi, dan menjadikan teladan yang bisa diikuti dalam semangat juangnya.

Hal yang mesti di ingat dalam menuliskan biografi kiai pesantren;
1. Judul dan isi harus terus konsisten.
2. Berisi info awal dan akhir dari kiainya itu saat ia nyantri, berguru dan mesantren di mana saja, berapa tahun, apa yang didapat, dan pegangan yang jadi spesialisasinya, hingga pemikiran-pemikiran dan sepak terjangnya.
3. Kisah awal merintis pesantrennya.
4. Kisah perjuangan menghidupkan pesantrennya.
5. Kisah membangun kepercayaan untuk mendapatkan amanah mendidik santri dipesantrennya, dimulai dari berapa orang, dan berkembang sampai berapa banyak santrinya.
6. Pengembangan pesantrennya, dan ciri khas dari pesantrennya yang memiliki karakter seperti apa.
7. Kontribusi kiainya dalam bidang apa saja, kemasyarakatan/ di organisasi/ ormas / partai / dan memiliki kepercayaan menjabat apa saja selama masa hidupnya.
8. Menuliskan keturunannya kini.
9. Perkembangan pesantren setelah ketiadaannya.
10. Cita-cita besar yang sudah tercapai dan belum tercapai yang ingin beliau raih.
11. Penghargaan-penghargaan yang kiai itu dapat dari pihak-pihak lain sebagai bukti kontribusinya membangun peradaban dari dunia pesantren.
12. Jika ia dimakamkan, makamnya boleh difotokan, terletak dimana, dan seberapa jauh makamnya dari pesantrennya.
13. Adakah cara keturunannya mengingat pendiri pesantrennya.
14. Foto foto dokumentasi kiainya
15. Foto dan domentasi perkembangan pesantren dari masa ke masa.
16. Refrensi data yang di dapat

Beberapa hal ini ternyata luput di ceritakan dalam cara menuliskan biografi di ajang lomba penulisan biografi kiai.
Bagaimanapun para santri tersebut patut kita acungkan jempol.
Mereka telah sangat gagah dan penuh rasa cinta ingin mengkisahkan kiai pesantren yang mereka cintai untuk mereka tuliskan.

Baca Juga :  KPU Garut Gelar Rakor Verifikasi Faktual Kepengurusan dan Keanggotaan Parpol Calon Peserta Pemilu 2024

Tiada yang tim juri ragukan.
Semangat para santri yang mengikuti ajang lomba ini sudah luarbiasa. Walau sedikit pesertanya, bukan berarti itu tiada.
Bibit sudah di tanamkan, air untuk menyuburkan terus kita sirami.
Kita tunggu hasil panennya.

Pesantren yang sudah berani mengkompetisikan para santrinya, untuk ikut ajang lomba yang di adakan PC RMI NU kita, adalah anak-anak santri harapan kita semua.

Adapun menang atau tidaknya para santri itu berkompetisi, insyaAllah, pesantrennya itu telah membuka pintu bagi terbangunnya semangat menulis, meneliti, dan melakukan pengkajian para kiai pesantrennya.

Harapan besarnya, penulis sangat ingin para santri terdorong dan terbangun kekritisannya, sehingga apa yang menjadi kekurangan di pesantren tersebut, bisa juga disuarakan, bukan untuk apa-apa, tapi sebagai rasa cinta dan kepeduliannya pada pesantrennya.

Sehingga ada semangat outokritik yang mampu membuat pesantren-pesantren di Kabupaten Bandung kita ini, menjadi pesantren yang selalu siaga, dan selalu melakukan pembenahan diri, tidak stagnan, dan kolot dalam mengikuti dinamika zaman yang dinamis berkembang, sehingga peran pesantren, tidak hanya mempersiapkan para ustad, kiai masa depan, namun juga mampu mencetak generasi muda kaum santri yang bisa mengikuti ‘igelan,’ zaman sesuai tantangannya kedepannya, Semoga!.***

  • Penulis, Juri Lomba ‘Nadhom Alfiyah dan Baca Biografi Kiai Pesantren’, Dosen DKV Tel-U Pembina UKM Comik Balka Tel-U, Ketua Komite SDN Sindangsari Baleendah, Ketua LTN NU kab Bandung, Ketua Bidang Badan Potensi Dewan Kemakmuran Masjid DMI kab Bandung, Pengurus PW RMI Jawa Barat, Anggota Divisi Media dan Informasi Himpunan Pengusaha Nahdliyin Kab.Bandung.

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Next Post

Pemkab Bandung Sosialisasikan Penyelenggaraan Cadangan Pangan Daerah

Sen Okt 31 , 2022
Silahkan bagikanVISI.NEWS | BANDUNG – Pemerintah Kabupaten Bandung menyosialisasikan penyelenggara Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) di Grand Sunshine, Senin (31/10/2022). Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Cakra Amiyana menyebutkan bahwa sosialisasi ini sangat penting untuk menyamakan persepsi mengenai tata kelola penyelenggaraan CPPD. Hal tersebut sebagaimana amanat bupati, katanya, bahwa tidak ingin […]