VISI.NEWS – Bani (31) hari itu menerima orderan untuk mengantar penumpang dari sebuah klinik di Cijambe, Ujungberung menujuk Rumah Sakit (RS) Hermina. Penumpangnya tiga orang, dua laki-laki dan perempuan yang sudah lemah.
“Saya kan driver Go-Car. Kebetulan dapat orderan sekitar jam 11 dari sebuah klinik di Cijambe, Ujungberung. Tujuannya ke Rumah Sakit Hermina,” kata Bani dalam sambungan telepon, Jumat (9/7/2021), dilansir CNN Indonesia.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, Bani diberi tahu bahwa mereka telah mengantongi dokumen berupa surat rujukan.
Dalam kondisi lemas, kata Bani, penumpang perempuan sempat berkata, “A, nyuhunkeun bantosan. Sing sabar. (A, mohon bantuannya. Yang sabar ya).”
“Dari situ oleh saya dibawa ke rumah sakit. Saya diminta menunggu, ada sekitar setengah jam. Kata mereka rumah sakit penuh. Jadi enggak bisa masuk ruang rawat,” ujarnya.
Bani diminta mengantar ke rumah sakit lain. Penumpangnya berjanji membayar tunai asalkan bersedia mengantar ke rumah sakit berikutnya.
“Kemudian pihak keluarga minta diantar ke RS Al Islam. Ternyata di RS Al Islam penuh juga, kemudian penumpang itu koordinasi dengan keluarga yang lain. Sampai akhirnya diminta dibawa ke RS Santosa di Kebonjati,” ujarnya.
Saat dalam perjalan ke RS Santosa, penumpang perempuannya sudah meninggal dunia. Dua penumpang itu nangis histeris.
“Waktu dari Al Islam ke Gatsu itu memang belum ada penutupan jalan. Sementara keluarga ibu itu memastikan sudah tidak ada napasnya. Sudah dibangunin pun tidak ada respons,” ujar Bani.
Bani kemudian menghentikan laju kendaraannya. Ia kemudian mengantar penumpang itu ke kediamannya di Cijambe.
“Saya tanya alamat kemudian saya antarkan ke rumahnya di Cijambe. Ini adalah pengalaman pertama (mengantar orang sakit hingga meninggal di perjalanan),” kata Bani.
Jenazah Kokom kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nagrog, Ujungberung. Diketahui kondisi ibu beranak tiga itu telah kritis karena mengidap penyakit lambung dan sesak nafas.
“Almarhum sakit lambung dan ada sesak nafas sedikit. Sudah tidak kuat, makanya dengan berbekal surat rujukan dari Puskesmas Cijambe ke rumah sakit besar kita pesan taksi online,” kata Agus saat dihubungi terpisah.
Agus pun berterima kasih kepada Bani. Sopir taksi online itu menolak untuk menerima bayaran.
“Alhamdulillah, sopirnya baik, tidak mau menerima bayaran. Padahal kemarin kami berkeliling mencari rumah sakit dan diantar sampai ke rumah lagi, saya ucapkan terima kasih,” ujar Agus. @fen