Search
Close this search box.

China Beri Peringatan Tindakan Tegas jika AS Perketat Kebijakan Kontrol Perdagangan Chip

Ilustrasi chip./visi.news/pixabay.

Bagikan :

VISI.NEWS | CHINA – China memperingatkan akan mengambil langkah tegas untuk melindungi perusahaan-perusahaan domestik jika Amerika Serikat (AS) memperluas kebijakan kontrol perdagangan terkait chip. Peringatan ini disampaikan setelah laporan yang menyebutkan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden berencana untuk mengumumkan pembatasan ekspor baru yang dapat melibatkan 200 perusahaan chip China. Langkah ini akan mencegah sebagian besar pemasok AS mengirimkan produk ke perusahaan-perusahaan China tersebut.

Pekan lalu, Kamar Dagang AS memberi tahu anggotanya bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk menambahkan lebih banyak perusahaan chip China ke dalam daftar hitam perdagangan. Ini akan memperketat kontrol atas penjualan peralatan semikonduktor dan chip memori AI, yang menjadi bagian dari upaya AS untuk menghalangi China mengakses teknologi canggih yang dapat digunakan untuk memperkuat sektor militernya.

Dalam sebuah konferensi pers, juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong, menyatakan bahwa China sangat menentang penggunaan alasan keamanan nasional sebagai pembenaran untuk memperluas kontrol tersebut, yang dinilai sebagai penyalahgunaan untuk menargetkan perusahaan-perusahaan China.

“Tindakan ini sangat mengganggu tatanan ekonomi dan perdagangan internasional, mengacaukan keamanan industri global, dan membahayakan upaya kerja sama antara China dan AS, serta industri semikonduktor global,” kata He Yadong, dikutip dari Reuters, Jumat (29/11/2024).

“Jika AS bersikeras untuk meningkatkan kontrol, China akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak-hak dari perusahaan-perusahaan China,” tegas He Yadong.

Sementara itu, AS terus memperketat pengawasan atas sektor semikonduktor, dengan alasan kekhawatiran mengenai potensi penggunaan teknologi ini untuk tujuan militer oleh China. Terkait dengan ini, beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa kebijakan proteksionis yang semakin meningkat dapat memicu eskalasi lebih lanjut dalam hubungan dagang antara kedua negara besar ini, yang sudah terpengaruh oleh ketegangan perdagangan sebelumnya.

Baca Juga :  Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Tertinggi di Jawa Barat Tahun 2024

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa jika kebijakan ini diteruskan oleh pemerintahan Biden yang akan segera berakhir pada Januari 2025, dan digantikan oleh pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump, akan ada risiko perang dagang yang lebih besar. Trump sebelumnya berjanji untuk memberlakukan tarif tambahan 10% terhadap semua impor dari China, yang dapat semakin memperburuk hubungan kedua negara. @ffr

Baca Berita Menarik Lainnya :