VISI.NEWS | CHINA – Pemerintah China mengecam Amerika Serikat (AS) setelah Washington menghapus frasa ‘kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan’ dari lembar fakta Departemen Luar Negeri terkait hubungan dengan Taiwan. Langkah ini memicu reaksi keras dari Beijing, yang menuduh AS mengabaikan hukum internasional serta melanggar perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
“Ini adalah contoh lain dari AS yang berpegang teguh pada kebijakannya yang salah dengan menggunakan Taiwan untuk membendung China. Kami meminta AS untuk segera memperbaiki kesalahannya,” tutur Kementerian Luar Negeri China, juru bicara Guo Jiakun dikutip Newsweek.
Ia mendesak Washington segera memperbaiki kesalahan tersebut dan menghentikan segala bentuk dukungan terhadap kemerdekaan Taiwan. Guo Jiakun juga menuntut AS agar tidak memperluas hubungan diplomatik dengan Taipei serta menghindari tindakan yang dapat memperburuk ketegangan di Selat Taiwan.
China tetap berpegang teguh pada klaimnya bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan berhak menggunakan kekuatan militer jika diperlukan. Dalam beberapa waktu terakhir, Beijing semakin sering menggelar latihan militer di sekitar pulau tersebut, termasuk simulasi blokade pelabuhan dan serangan terhadap target strategis.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengadakan pertemuan dengan Menlu Jepang dan Korea Selatan di Munich pada Sabtu lalu. Dalam pernyataan bersama, ketiga negara menegaskan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan serta menolak segala bentuk upaya untuk mengubah status quo secara sepihak.
Menurut analis dari Park Strategies, Sean King, tindakan AS menghapus frasa tersebut dapat diartikan sebagai bentuk dukungan terselubung terhadap Taiwan. Selain itu, AS juga semakin terbuka dalam mendukung keterlibatan Taiwan dalam organisasi internasional serta memperkuat kerja sama dengan Pentagon, yang semakin meningkatkan ketegangan dengan Beijing. @ffr