VISI.NEWS | BANDUNG – Lonjakan kasus COVID-19 kembali terjadi di sejumlah wilayah Asia, termasuk Singapura dan Hong Kong. Meski tidak separah puncak pandemi beberapa tahun lalu, peningkatan ini cukup signifikan dan menjadi perhatian otoritas kesehatan setempat.
Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, penyebab utama lonjakan kasus kali ini adalah melemahnya kekebalan komunitas, terutama karena penurunan cakupan vaksinasi booster di kalangan lanjut usia.
Data terbaru menunjukkan, selama pekan yang berakhir pada 3 Mei 2025, jumlah kasus COVID-19 di Singapura naik menjadi sekitar 14.200, dibandingkan 11.100 kasus pada minggu sebelumnya. Jumlah pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit juga meningkat dari rata-rata 102 menjadi 133 orang per hari.
Di Hong Kong, lonjakan kasus terdeteksi melalui peningkatan kadar virus dalam sampel limbah dan naiknya angka tes positif dari sampel pernapasan. Pada pekan yang berakhir 10 Mei, tingkat positif COVID-19 mencapai 13,66%, melonjak dari 6,21% sebulan sebelumnya. Tercatat pula 81 kasus berat dan 30 kematian, mayoritas di antaranya adalah lansia dengan kondisi kesehatan yang lemah.
Fenomena ini memunculkan spekulasi bahwa COVID-19 mulai menunjukkan pola musiman seperti flu. Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong mencatat dua periode lonjakan aktivitas virus sebelumnya, antara April hingga Juli 2023 dan Februari hingga Maret 2025 yang berlangsung selama berminggu-minggu.
Kementerian Kesehatan Singapura menegaskan bahwa gelombang berkala COVID-19 kemungkinan akan terus terjadi seperti penyakit pernapasan endemik lainnya. Masyarakat, terutama kelompok rentan, diimbau tetap waspada dengan menjaga kesehatan dan mengikuti program vaksinasi booster untuk mengurangi risiko gejala berat dan kematian. @ffr