VISI.NEWS – Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Garut mengalami penurunan hingga tiga persen. Ini merupakan salah satu dampak pandemi Covid-19.
“Saat ini pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Garut mengalami penurunan hingga tiga persen akibat pandemi Covid-19,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Garut, Toni Tisna Somantri, Senin (20/7).
Disebutkannya, ada beberapa sektor yang terpengaruh akibat pandemi Covid-19 ini. Namun, sektor perdagangan dan industri merupakan yang paling terdampak dibandingkan yang lainnya.
Penurunan pertumbuhan ekonomi ini menurut Toni bukan hanya terjadi di Kabupaten Garut, di daerah lain di Indonesia bahkan di negara lain pun hal yang sama juga terjadi bahkan banyak yang lebih parah.
Dikatakannya, dengan penurunan tiga persen ini, kondisi pertumbuhan perkonomian Garut masih terbilang cukup baik di tengah masa pandemi Covid-19 seperti ini. Di wilayah lain bahkan ada yang sampai minus tapi di Garut tidak separah itu.
“Normalnya Garut di angka lima persen pertumbuhan ekonominya.
Angka pertumbuhan ekonomi Garut yang masih di angka tiga persen tersebut karena PDRB (produk domestik regional bruto)- nya didominasi sektor pertanian yang angkanya mencapai 65 persen,” katanya.
Toni menerangkan, meskipum hampir seluruh masyarakat terdampak akibat pandemi Covid-19, tetapi masyarakat yang ekonominya sangat terdampak adalah mereka yang bergerak di bidang industri dan perdagangan, baik yang kecil, menengah, maupun yang besar.
Hal ini juga termasuk pada sektor wisata yang masyarakatnya lebih banyak berusaha di bidang perdagangan.
Diungkapkannya, jika mengacu pada situasi wilayah, masyarakat yang paling terdampak adalah mereka yang tinggal di kawasan perkotaan.
Sedangkan masyarakat yang ada di pedesaan pada umumnya kondisinya lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan. Hal ini karena sektor pertanian yang menjadi mata pencahariam masyarakat pedesaan tidak terdampak signifikan.
Masih menurut Toni, kalaupun ada masyarakat pedesaan yang terdampak, hal itu terjadi pada mereka yang bermata pencaharian di bidang perdagangan atau usaha lainnya di wilayah perkotaan. Mereka akan sangat merasakan kesulitan ekonomi yang merupakan dampak dari pandemi Covid-19.
Lebih jauh Toni menyampaikan, pada masa AKB (adaptasi kebiasaan baru) ini, perekonomian Garut sudah kembali bergeliat. Sejumlah hotel di Kabupaten Garut sudah mulai didatangi para pengunjung.
“Hal ini tak terlepas dari kebijakan Pak Bupati yang memutuskan untuk mulai menghidupkan kembali wisata Garut. Ini tentu sangat besar dampaknya bagi pertumbuhan perekonomian Garut karena banyak sektor yang diuntungkan termasuk sektor perdagangan,” ucap Toni.@zhr