VISI.NEWS | JAKARTA – Deddy Courbuzier menyebut jika ada dua kemungkinan yang terjadi dalam kasus kopi sianida yakni Jessica Wongso adalah korban kambing hitam atau seorang psikopat.
“Menurut saya ini ada dua kemungkinan dari semua data-data ini, dari wawancara Pak Otto kemarin, dari Netflix itu kemarin, ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama Jessica Wongso tidak bersalah dan dihukum. Kemungkinan kedua Jessica bersalah dan secara psikologis dari ilmu psikologi yang saya punya, bahkan dia psikopat,” ucap Deddy di kanal YouTube-nya pada Selasa (10/10).
Deddy juga mengungkapkan jika dirinya telah memegang bukti-bukti valid yang tidak dimiliki oleh Netflix sebagai media dokumenter kasus ini. Namun, Deddy tetap meggarisbawahi kepada masyarakat bahwa dirinya tidak berpihak pada pihak manapun.
“Dari sana saya tidak tinggal diam, saya minta tim saya untuk membuat riset tambahan, dan saya melakukan riset tambahan, dan saya memiliki ini semua bahkan ada puluhan video dari Jessica Wongso sampai ketika dia di dalam sel,” ucapnya.
“Jadi, contohnya sel tikus itu nggak ada buktinya sama sekali bahkan saya lihat selnya seperti apa, terus ada video bahkan yang mengatakan Jessica itu tidak mau dipindah selnya. Bahkan saya punya ratusan data baru. Ingat ya saya tidak mengatakan Jessica bersalah atau tidak karena saya tidak punya wewenang untuk itu,” lanjutnya menegaskan.
Deddy sebagai publik figur yang memiliki kekuatan sebagai media untuk membantu mengungkap kasus ini tetap berkaca dari dua sisi, termasuk melihat dari riset-riset yang tidak dimiliki oleh Netflix.
“Saya hanya akan melihat dari bukti-bukti valid yang ada karena sebagai media kita melihat dari dua sisi. Karena menurut saya dalam hal ini yang paling diuntungkan itu bukan masyarakat atau Jessica, tapi Netflix,” ungkapnya.
Profesor Eddy, saksi ahli kasus sianida Mirna pun turut diundang dalam podcast tersebut. Prof Eddy juga mengungkapkan jika usaha yang dilakukan Deddy lebih mendalam karena berhasil mengumpulkan riset sedalam itu.
“Netflix yang paling diuntungkan, tapi saya mau bilang juga Mas Deddy lebih hebat dari Netflix karena Netflix gak punya data itu. Jadi, kalau bisa lengkap dengan berita acara segala macam berarti lebih hebat dari Netflix, ” ungkap Prof Eddy.
Sementara itu, Deddy mengatakan jika dirinya melakukan berbagai cara untuk mendapatkan data-data tersebut.
“Saya blusukan. Ada yang saya dapat, ada yang diam-diam saya cari Prof,” terang Deddy.
Untuk wawancara lebih lengkap, dapat Anda saksikan di Podcast Deddy Corbuzier yang diunggah siang ini Selasa (10/10).
@Firli Salama Fadhilah