Search
Close this search box.

Dede Farhan “Motivasi Pegawai BNN Jabar melalui Program Capacity Building

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG – Secara umum capacity building dapat diartikan sebagai proses meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan (skills), sikap (attitude), dan perilaku (behaviour) SDM organisasi. Pengelolaan SDM harus menjadi concern setiap organisasi/ lembaga karena setiap SDM mempunyai ciri khas yang berbeda-beda. “Jadi pelaksanaannya akan merujuk pada sebuah ide, gagasan dan keinginan pimpinan organisasi agar memiliki tim kerja yang memiliki kapasitas dan soliditas sehingga bisa bekerja secara optimal dan profesional guna mencapai pelaksanaan tugas secara maksimal, “ ujar Pemerhati SDM yang juga seorang Motivator Dede Farhan Aulawi kepada VISI.NEWS, Senin (30/9/2024).

Hal tersebut ia sampaikan seusai jadi narasumber ‘CAPACITY BUILDING’ yang diselenggarakan oleh BNN Provinsi Jawa Barat dengan Tema ”Recharge Energy to be Stronger” yang dilaksanakan di Kampung Sampireun Kabupaten Garut, 25 – 26 September 2024 lalu. Suasana yang sejuk dan tempat yang nyaman, membuat lokasi ini dinilai cocok untuk proses pembelajaran agar memebrikan hasil dan manfaat yang maksimal.

Menurutnya, jika merujuk dari survei yang dilakukan secara global, yang menjadi concern dalam pengelolaan SDM adalah attitude. Skill SDM mempunyai komposisi 10% dan dapat dikembangkan dan diasah melalui berbagai cara pengembangan diri, namun attitude mempunyai komposisi sebesar 90%. Attitude setiap individu dapat berasal dari pembentukan lingkungan, pembentukan keluarga, dan pembentukan mental spiritual yang berasal dari kegiatan keagaman, membaca, maupun penambahan wawasan yang lain.

“Goal pelaksanaan capacity building adalah pembentukan attitude individu. Skill dapat dipelajari sendiri, namun pembentukan attitude perlu pembiasaan. Capacity Building adalah salah satu cara pembentukan attitude dari pembentukan lingkungan. Salah astu hal penting dalam peningkatan kinerja organisasi adalah Peran Pemimpin dan Tim Kerja yang Solid. Aspek kepemimpinan yang berat adalah kemampuan memberi ketauldanan bagi seluruh staf-nya. Ketauldanan merupakan sikap mental untuk menyatukan hati, fikiran, ucapan dan perbuatan. Ada konsistensi sikap yang inline antara konsep, aturan, retorika dengan apa yang dikerjakan, “ tambahnya.

Baca Juga :  Kecelakaan Bus Rombongan Guru SMA di Tol Surabaya-Mojokerto 1 Orang Tewas

Sementara, tim kerja yang solid dapat dilihat dari adanya hubungan kerja yang kuat dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Mampu menanggalkan ego sektoral dan adanya kesatuan pemahaman bahwa keberhasilan organisasi merupakan keberhasilan atas parsisipasi seluruh anggota tim-nya. Ciri utama dari tim yang solid adalah adanya kerjasama yang baik di antara anggota tim, saling percaya, dan selalu berkontribusi aktif untuk mencapai visi misi. Membangun tim kerja yang solid adalah salah satu kunci penting dalam mencapai kesuksesan. Setiap orang memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dalam tim untuk mencapai tujuan bersama.

“Cara membangun tim kerja yang solid intinya adalah melakukan peningkatkan employee engagement. Sebab, keterlibatan pegawai dengan organisasi akan membuat pegawai merasa lebih dihargai dan memiliki peran. Selain itu, hal tersebut berguna untuk memperlancar jalinan komunikasi selama bekerja. Semoga setelah mengikuti program capacity building ini, seluruh peserta dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh dan detrapkan di tempat kerja sehingga memberi hasil guna yang lebih baik dalam pelaksanaan tupoksi organisasi. Apalagi tantangan tugas dalam pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika ini semakin hari akan semakin berat, “ pungkas Dede.

@uli

Baca Berita Menarik Lainnya :