VISI.NEWS | AMERIKA SERIKAT – Pemerintah Amerika Serikat kini tengah menyelidiki apakah startup kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, telah mengakses chip Nvidia canggih yang seharusnya dilarang untuk dikirim ke China. DeepSeek baru-baru ini meluncurkan model AI terbaru yang diklaim bisa menyaingi teknologi perusahaan-perusahaan besar di AS, namun dengan biaya yang jauh lebih murah. Hal ini menyebabkan kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan teknologi AS mungkin kehilangan dominasi dalam perlombaan AI yang semakin ketat dengan China.
Menurut laporan Reuters, Departemen Perdagangan AS kini tengah menyelidiki kemungkinan bahwa DeepSeek dapat memperoleh akses ke chip AI yang dilarang tersebut. Sumber-sumber terkait mengatakan bahwa penyelundupan chip-chip ini mungkin dilakukan melalui negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Uni Emirat Arab.
Sumber lain, dari Bloomberg, menambahkan bahwa penyelidikan ini juga mencakup apakah DeepSeek dapat memperoleh chip Nvidia berkinerja tinggi melalui pihak ketiga di Singapura. Seorang juru bicara Nvidia menegaskan bahwa mereka akan bertindak jika mereka menerima informasi yang menunjukkan bahwa mitra mereka melanggar aturan.
“Kami bersikeras agar mitra kami mematuhi semua hukum yang berlaku, dan jika kami menerima informasi yang bertentangan, kami akan bertindak sebagaimana mestinya,” demikian juru bicara Nvidia dikutip dari Fox Business.
Laporan ini muncul saat Presiden AS Donald Trump dijadwalkan untuk bertemu dengan CEO Nvidia, Jensen Huang, di Gedung Putih. Keduanya diperkirakan akan membahas kecerdasan buatan, serta tantangan terkait chip dan daya yang diperlukan untuk melatih model AI.
DeepSeek sendiri mengklaim menggunakan chip H800 Nvidia, yang dapat dibeli secara sah pada tahun 2023. Namun, terdapat tuduhan bahwa mereka mungkin juga memiliki chip Nvidia H100 yang lebih bertenaga, yang sebenarnya terlarang untuk diekspor ke China. @ffr