Search
Close this search box.

Desa Tanjungkerta Kembangkan Ekonomi Kreatif

Sejumlah warga difoto di depan Balai Desa Tanjungkerta./visi.news/dok.dwi juli kusmorop

Bagikan :

VISI.NEWS – Setelah kawasan Jalan Raya Nanggewer yang akan disulap menjadi jalur “car free day” (CFD), kini menyusul Lapangan Jamilega di Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang akan dibenahi.

Ini artinya di wilayah Kecamatan Pagerageung dalam waktu singkat sudah tersedia sarana publik yang selain berfungsi untuk olahraga juga pasar kaget tempat belanja keperluan dapur dan jajanan ringan.

Ini wujud ekonomi kreatif di masa pandemi Covid-19 sekaligus melestarikan makanan lokal yang keberadaannya nyaris tergusur derasnya makanan luar.

“Tentunya ini merupakan cara sebagai upaya melestarikan makanan khas kedaerahan atau lokal,” jelas Punduh Nanggewer, Yudi Risma Risyandi pada suatu kesempatan berdialog dengan VISI.NEWS beberapa waktu lalu.

Ekonomi kreatif di masa pandemi, ungkap Yudi, bisa disebut sebagai upaya ketahanan kesejahtraan dan peningkatan gaya hidup atau memertahankan hidup di tengah impitan ekonomi Covid-19.

Di sisi lain, aktivis sosial yang juga Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Dwi Juli Kusmorop mengatakan, ruang publik yang disebut CFD merupakan sebuah wadah atau sarana sebagai ajang refresing murah meriah.

Untuk wilayah Kecamatan Pagerageung, kata Dwi panggilan akrab Dwi Juli Kusmorop, sudah ada dua tempat yang dijadikan sarana olahraga pagi sekaligus jajanan camilan.

“Lapangan Jamilega dan Jalan Raya Nanggewer. Ini merupakan sebuah kabar gembira bagi warga yang mendambakan suasana rileks,” kata Dwi.

Dikatakannya, selama ini warga yang berada jauh dari pusat kota dengan notabene jarang merasakan hiruk pikuk perkembangan keramaian kota, akan merasa asing dengan istilah CFD.

“Jadi sepantasnya egois kota bukan hanya milik kota, tapi di daerah pun bisa merasakannya bahkan lebih dari itu,” tambahnya.

Maksudnya, kata Dwi, CFD di wilayah pedesaan akan terasa menyenangkan. Sebab suasana alam pegunugan terasa kental dibanding dengan keramaian pertokoan, hiruk pikuk lalu lintas kendaraan.

Baca Juga :  KPU Jabar pastikan surat suara hilang tak ganggu proses perhitungan

“Suasana inilah yang akan memiliki nilai tersendiri bagi para pengunjungnya,” tambah Dwi.

Terkait dengan protokol kesehatan, warga pedesaan sudah lebih paham untuk mentaati dan menjaga kesehatan diri.@bik

Baca Berita Menarik Lainnya :