VISI.NEWS – Usia Majalah Mangle telah menginjak 63 tahun sebagai media berbahasa Sunda. Berdiri pada tanggal 21 November 1957, Mangle tetap konsisten dalam misinya melestarikan dan mengembangkan bahasa dan budaya Sunda.
Upaya itu patut menjadi kebanggaan sebab Manglé menjadi media yang hidup sejak masa Orde Lama.
Apalagi di masa sekarang, banyak media cetak yang bertumbangan terutama di awal tahun 2020 keika negara dihantam corona (Covid-19) yang membuat media cetak kian terhimpit.
Akan tetapi, Majalah Mangle bisa bertahan dengan terus berkembang. Meski disajikan dalam bahasa Sunda, tapi tak terkungkung oleh lokalitas.
Buktinya Mangle menyediakan rubrik ‘Beja ti Nagara’ yang menyampaikan beragam informasi dari Pemerintah Pusat.
Hal itu menjadi sebuah pencapaian karena keberadaan Mangle diperhitungkan oleh Pemerintah Pusat. Keberanian Mangle untuk ikut terlibat dalam dinamika bangsa sesuai dengan slogan ‘Jajatén Sunda’ yang mulai diterapkan di masa kepemimpinan Drs. H. Uu Rukmana.
“Awalnya ‘Ati Sunda, Jati Sunda’, sekarang ditambah menjadi ‘Ati Sunda, Jati Sunda, Jajatén Sunda’,” ucap tokoh masarakat Jawa Barat yang akrab dipanggil Kang Uu, dalam keterangan tertulis yang diterima VISI.NEWS, Jumat (27/11/2020)
Terkait dengan milangkala atau ulang tahun ke-63, lanjut Kang UU, tersebab pandemi Covid-19 acara ulang tahun majalah Mangle pun dilaksanakan secara sederhana di kantor Mangle, Jl. Wirangrong – Ladrang No. 2, Bandung, pada Selasa (24/11/2020).
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang meriah serta mengundang berbagai pihak. Namun itu tak mengurangi rasa syukur.
Saat menyampaikan sambutannya, Kang Uu merasa bahagia serta bangga karena eksistensi Mangle tidak lepas dari kerja keras serta dukungan dari berbagai pihak.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan Mangle yang sudah bekerja keras untuk kelangsungan majalah Mangle. Begitu pun kepada pihak pemerintah, instansi pendidikan, organisasi masarakat, para penulis, dan tentunya para pembaca Mangle. Hampir setengah dari isi majalah Mangle adalah karya para penulis, dan itu menjadi salah satu rubrik yang diminati para pembaca,” terang Kang Uu. Acara ulang tahun yang ke-63 dihadiri segenap karyawan Manglé.
Pemimpin Redaksi Manglé, Ensa Wiarna, mengatakan bahwa keberadaan Manglé sampai saat ini karena keyakinan yang kuat akan eksistensi media berbahasa Sunda.
Dia pun selalu menumbuhkan sikap optimistis dalam hal apa pun, termasuk ketika ekonomi negara sedang mengalami kelesuan akibat corona.
“Jika kita memiliki sikap optimistis, yang dilihat dari permasalahan adalah tantangan untuk terus mengembangkan. Mangle pun seperti itu,” kata pria yang akrab dipanggil Kang Enca.
Kang Enca menambahkan bahwa Mangle memiliki peluang besar di industri media meski dalam bentuk bahasa daerah. Sebab, jumlah orang Sunda pun banyak dan tak hanya mendiami Jawa Barat. @fen