VISI.NEWS | BANDUNG – Memiliki orangtua dengan gangguan kepribadian narsistik (NPD) atau bahkan hanya karakteristik narsistik, dapat meninggalkan dampak emosional jangka panjang pada anak-anak. Hubungan yang dibangun lebih didominasi oleh kebutuhan orangtua akan validasi diri daripada kasih sayang yang tulus terhadap anak.

Tokoh publik seperti Christina Crawford dan Michael Jackson pernah membuka luka lama mereka tentang masa kecil yang penuh tekanan. Christina, dalam bukunya ‘Mommie Dearest’, menggambarkan sang ibu, aktris Joan Crawford, sebagai sosok pengendali dan keras secara emosional demi menjaga citra publik.

Sementara Joe Jackson, ayah Michael Jackson, digambarkan anak-anaknya sebagai sosok otoriter dan perfeksionis yang membentuk anak-anaknya dengan cara yang keras dan minim empati.

Meski tidak selalu memenuhi kriteria diagnosis NPD dari profesional kesehatan mental, sifat-sifat narsistik pada orangtua dapat muncul dalam bentuk manipulasi, kontrol berlebihan, dan ketidakmampuan menunjukkan kasih sayang tanpa syarat. Anak yang dibesarkan dalam situasi ini kerap tumbuh dengan luka emosional, merasa tidak pernah cukup baik, serta sulit menetapkan batas sehat dalam hubungan.

Karakteristik umum orangtua narsistik meliputi kebutuhan akan perhatian konstan, dominasi dalam hubungan keluarga, hingga penggunaan rasa takut dan manipulasi untuk mengontrol perilaku orang lain. Dalam banyak kasus, cinta yang mereka berikan bersifat bersyarat dan sering disertai dengan tekanan psikologis.

Bagi mereka yang dibesarkan oleh figur orangtua semacam ini, pemulihan membutuhkan kesadaran akan pola relasi yang tidak sehat, serta keberanian untuk menetapkan batasan yang jelas demi menjaga kesehatan mental mereka sendiri. Dalam banyak kasus, menjauh atau membatasi hubungan bukanlah bentuk penolakan, melainkan upaya menyelamatkan diri dari siklus luka yang berulang. @ffr