VISI.NEWS | SUBANG – PT Pupuk Kujang Cikampek melalui Departemen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) membantu petani mendirikan pusat edukasi nanas di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pusat edukasi itu diproyeksikan bisa menjadi salah satu tempat untuk mempelajari seluk beluk buah nanas di seluruh Indonesia.
Agung Gustiawan, VP TJSL Pupuk Kujang menuturkan, pusat edukasi tersebut akan dinamakan Pusat Pembelajaran Nanas Nusantara (Puspanara). Pusat edukasi tersebut tak lepas dari nilai sejarah nanas yang mengakar kuat di masyarakat Subang. “Melihat potensi tersebut, sesuai dengan instruksi Menteri BUMN, Erick Thohir, Pupuk Kujang mengembangkan berbagai program TJSL di sana,” ujar Agung kepada VISI.NEWS, Jumat (15/9/2023). “Apalagi, nanas merupakan komoditas yang punya nilai sejarah kuat bagi masyarakat Subang,” Agung menambahkan.
Pusat edukasi tersebut, ujar Agung rencananya akan menjadi wadah pembelajaran nanas bagi para mahasiswa, pelajar, kalangan umum maupun wisatawan. “Di sana para pengunjung bisa mempelajari berbagai hal tentang nanas termasuk beragam produk turunan nanas yang bermanfaat,” kata Agung.
Agung menuturkan, pusat edukasi nanas tersebut akan melengkapi sejumlah program pemberdayaan yang telah dilaksanakan di Kampung NanasKu, Desa Sarireja sejak tahun 2019. Berbagai program pemberdayaan tersebut membuat petani nanas di Sarireja telah naik kelas.
Hasil kajian para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM), berdasarkan metode Social Return of Investment (SRoI), Kampung NanasKu mendapat nilai 6,094. Adapun nilai investasi yang dikeluarkan mencapai Rp 229 juta dan telah menghasilkan nilai perubahan sebesar Rp 1,82 milyar.
Hasil program juga diukur dengan kajian Indeks Kepuasan Masyarakat. Program ini mendapatkan kepuasan yang baik dari masyarakat penerima program dengan nilai indeks 3,25.
Setelah berbagai program itu dilakukan, terjadi perubahan pada petani nanas di Sarireja. Secara umum, petani binaan bisa menghasilkan nanas yang lebih berkualitas. Jika sebelumnya nanas hanya dijual di kios pinggir jalan raya Subang, saat ini nanas produksi petani Sarireja bisa masuk standar pasar modern bahkan diminati pasar luar negeri.
Hal itu tak lepas dari kokohnya pondasi program tersebut. Program ini diawali dengan penguatan kualitas nanas. Jika dulu rata-rata kadar kemanisan nanas Sarireja di bawah 15 brix, setelah pendampingan budidaya, petani juga bisa menghasilkan nanas dengan kadar manis yang tinggi,di atas 15 brix. Alhasil, nanas Sarireja bisa memenuhi standar pasar modern dan bisa masuk ke supermarket.
“Setelah didampingi Pupuk Kujang, para petani binaan pun bisa membuat produk turunan lainnya, mulai dari keripik, sirup, wajit hingga pupuk organik dari nanas busuk. Bahkan petani sedang didampingi untuk membuat kain dari daun nanas dan silase atau pakan ternak,” kata Agung.
Program pemberdayaan masyarakat ini telah memberikan dampak besar untuk kelompok penerima manfaat lainnya seperti pendapatan kelompok mencapai Rp 72 juta per hektare dan omzet produk olahan mencapai Rp 30 juta setiap panen.
Sejumlah pelajar dari Karawang telah mengunjungi Puspanara. Mereka diajari berbagai hal tentang nanas mulai dari budidaya, membuat ragam produk berbahan nanas mulai dari pakaian, pupuk hingga kain.
“Setelah mengunjungi tempat edukasi nanas ini, aku jadi tahu budidaya nanas, cara berkebun, dan produk-produk yang bisa dibuat dari nanas. Pokoknyailmu tentang nanas,” kata M Faris salah satu siswa SMP dari Karawang.
“Kita juga dapat dikasih nyobain nanasnya masni2 juga kan, kita juga dikasih tahu bagaimana cara budidaya nanas dan cara membuat kain dari nanas,” kata Daniel siswa kelas IX dari salah satu SMP di Karawang.
Selain mempelajari nanas dari petani langsung, masyarakat juga bisa mempelajari nanas melalui aplikasi Kampung Nanasku. Aplikasi tersebut telah tersedia dan dapat diunduh di Google Playstore.
Berbagai upaya tersebut ujar Agung merupakan upaya mewujudkan Kampung Nanasku untuk Indonesia. “Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai puseur elmu tatanen jeung pangangonan pikeun gemah ripah kertaraharja, atau pusat ilmu bertani dan beternak untuk mewujudkan tananan masyarakat yang sejahtera,” ujar Agung.
@uli/adv