Search
Close this search box.

Dies Natalis 63, UIN Syarif Hidayatullah Bangun PTKI dengan Semangat Filantropi

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Amany Lubis./visi.news/istimewa/via kemenag.go.id.

Bagikan :

VISI.NEWS – Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis meminta seluruh jajarannya untuk meningkatkan keilmuan filantropi dan ketahanan nasional.

Hal ini diungkapkan Amany saat memberikan sambutan pada peringatan Dies Natalis ke-63 UIN Syarif Hidayatullah yang berlangsung secara online. 

Amany Lubis menuturkan, selama ini universitas yang berdiri sejak 1957 ini telah banyak berkiprah dalam kehidupan beragama dan berbangsa di Indonesia. Ia berharap hal ini dapat terus dikembangkan.  

“Budaya riset yang berbasis keagamaan harus terus dikembangkan dan bisa mengembankan dirinya bagi bangsa dan negara,” pesan Amany Lubis, Rabu (20/5), seperti dilansir kemenag.go.id. 

Amany Lubis berharap, semua civitas akademika terus bekerja dengan sebaik mungkin. Sebab, peran vital UIN Syarif Hidayatullah harus terus berlanjut dalam mengembangkan pendidikan Islam di tengah masyarakat yang sudah menjadi harapan semua. 

“Saya berharap kita semua bersatu padu membudidayakan budaya filantropi di mana pun,” kata Amany Lubis dalam peringatan dies natalis yang mengusung tema ‘Membangun PTKI Unggul dengan Semangat Filantropi’. 

Senada dengan Amany, Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan bukan hanya relevan tapi semangat filantropi juga sangat dibutuhkan dengan perkembangan situasi saat ini.

Menag menjelaskan, dalam kondisi pandemi global Covid-19 mengingatkan jati diri pendidikan Islam di tanah air, yang dibangun dan dikembangkan dengan semangat filantropi. 

“Filantropi atau semangat berderma adalah bagian yang tak terpisahkan dari ajaran Islam dan masyarakat muslim,” kata Menag.

Menag mencontohkan, dalam Islam ada ajaran tentang zakat, infak, sedekah, wakaf, dan hibah. Semua itu adalah ajaran untuk mengeluarkan sebagian dari kepemilikan seorang muslim untuk kepentingan orang atau pihak lain atas nama agama. Ada yang sifatnya wajib, seperti zakat fitrah dan zakat harta. Ada pula yang bersifat sunah, seperti sedekah atau wakaf.

Baca Juga :  Kepala Badan Gizi Nasional: Tantangan Utama Program Makan Bergizi Gratis adalah Selera Penerima

Semangat untuk berkorban dan berbagi inilah yang menjadi fondasi kegiatan-kegiatan sosial umat Islam. 

Menag bersyukur, ia dapat melihat semangat filantropi ini di lingkungan PTKI-PTKI yang ada di Indonesia.

“Kita sadari bersama, seluruh penduduk dunia saat ini sedang mengalami keresahan dengan mewabahnya covid-19. Salah satu dampak besar dari wabah ini adalah kesulitan ekonomi yang menimpa masyarakat Indonesia, tidak terkecuali mahasiswa dan civitas akademika,” kata Menag.

Namun demikian, lanjut Menag, di tengah-tengah kesulitan ekonomi yang melanda sebagian besar warga kampus, banyak terlihat jiwa heroisme yang dilandasi oleh semangat filantropi.

Dosen, karyawan, dan orang-orang yang peduli kampus bahu-membahu meringankan beban mahasiswa serta orang-orang sekitar kampus yang terdampak covid-19, dengan memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan masing-masing. 

“Bahkan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga tercatat ikut memberikan kontribusi pengumpulan dana pada gugus tugas Covid-19 Kementerian Agama,” imbuhnya. 

Bagi Menag, apa yang telah dilakukan seluruh civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bisa menjadi contoh nyata bagaimana mengejawantahkan ajaran Islam tentang kepedulian dan kedermawanan di saat-saat yang dibutuhkan.

“Saya mendorong perguruan-perguruan tinggi Islam untuk mengembangkan semangat filantropi dan semangat entrepreneurship di lingkungan masing-masing,” harap Menag. @fen

Baca Berita Menarik Lainnya :