Search
Close this search box.

Direktur IPR: Pilkada Kab. Bandung, Ini Koalisi Parpol Rasional

ilustrasi/visi.news/alam

Bagikan :

VISI.NEWS – Para pimpinan partai politik di Kabupaten Bandung sekarang ini tengah menunggu kandidat yang akan direkomendasi pusat, setelah sebagian diantaranya mengajukan beberapa nama hasil penjaringan oleh panitia seleksi calon setempat.

Dari delapan partai politik yang punya kursi di DPRD Kabupaten Bandung, baru Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang sudah punya rekomendasi calon pusat yakni Yena Iskandar Ma’soem, dari kerajaan bisnis ‘Al Ma’soem’, putra sulung almarhum Nanang Ma’soem. Partai Golkar disebut-sebut rekomendasinya akan kuat ke isteri Bupati Bandung Kurnia Dadang Naser dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke wakil Bupati Bandung Gun Gun Gunawan.

Melihat peta politik yang ada di Kabupaten Bandung sekarang, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Jakarta, Dr. Ujang Komarudin, M.Si., mengatakan, posisi koalisi yang akan ideal adalah PDI Perjuangan dan PAN, Golkar-Gerindra-PKB, dan PKS-Demokrat. Golkar-Nasdem, menjadi alternatif lain yang perlu dipertimbangkan.

“Kalau mengamati pergerakan-pergerakan politik di Kabupaten Bandung sekarang ini, PDI Perjuangan malah lebih dekat ke PAN dengan kandidat wakil bupatinya ketua PAN setempat Irman Wargadinata, seperti komunikasi yang dibangun sejak awal. Kemungkinan dengan Atep dari Demokrat agak sulit karena Demokrat sendiri sejak awal sudah berkomitmen koalisi dengan PKS,” ujarnya.

PDI Perjuangan dan PAN, katanya, sama-sama hasil rekomendasi pusat. Yena selain mendapat rekomendasi DPP PDI Perjuangan didukung juga oleg Presiden Jokowi, sedangkan Irman Wargadinata merupakan orangnya Zulhas (Ketum DPP PAN Zulkifli Hasan, red), sehingga kemungkinan besar direkomendasi DPP PAN. “Rasionalisasi perolehan kursi PDIP  7 di DPRD Kab. Bandung ditambah PAN 4 kursi jadi 11, sebagai syarat bisa mengusung pasangan bupati/wakil bupati juga tercukupi,” ujar Komarudin kepada VISI.NEWS, Jumat (12/6/2020).

Baca Juga :  Joni, Pahlawan Tiang Bendera, Kini Resmi Bergabung dengan TNI AD

Sedangkan bintang sepakbola Persib Atep, kata Komarudin, akan lebih pas berkolaisi dengan Gun Gun Gunawan dari PKS, karena disamping Wakil Bupati Bandung Gun Gun juga sebagai Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Bandung. “Ini akan lebih nyambung, disamping figur partainya sudah punya komitmen sejak awal, figurnya juga sama-sama punya visi untuk memajukan persepakbolaan Kabupaten Bandung. Terlebih, Kabupaten Bandung ini juga punya Stadion Si Jalak Harupat yang sering dijadikan event nasional,” ungkap pria kelahiran Subang tahun 1981 ini.

PKS, katanya,  punya 10 kursi di DPRD Kab. Bandung, dan Demokrat 5 kursi, jadi 15 kursi cukup untuk mengusung pasangan tersebut. “Sekarang tinggal bagaimana Atep bisa meyakinkan DPP Partai Demokrat untuk dapat rekomendasi dan diusung partai berlambang mercy tersebut,” katanya.

Lalu bagaimana dengan Golkar?

Dosen Tetap dan Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) itu mengungkapkan, koalisi ideal Golkar dengan Gerindra dan PKB. Golkar dengan Gerindra, katanya mempunyai cemistry dan kesamaan kultur, disamping kedekatan secara pribadi antara pimpinan kedua partai tersebut di Kabupaten Bandung. Sedangkan dengan PKB ini selain kedekatan pimpinan PKB dengan Golkar dan Gerindra, juga karena PKB tidak punya kandidat. “Kalau saya amati, sampai hari ini PKB sendiri tidak mengusung nama kandidat untuk bupati maupun wakil bupati. Ini akan sangat memudahkan proses koalisi,” katanya seraya menyebutkan Golkar punya 11 kursi, Gerindra 7 kursi dan PKB 6 kursi akan menjadi koalisi yang kuat dengan dukungan 24 kursi.

Ditanya mengenai figur calon, Komarudin mengatakan, dari Golkar bisa Kurnia Dadang M. Naser dan Deding Ishak diusung oleh Gerindra dan PKB. “Kenapa saya katakan demikian? Karena sejak awal kalau istri Bupati Bandung itu maju, dengan posisi Dadang Naser sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung siapa yang bisa membendung?. Lalu kenapa Deding Ishak? Karena Deding ini sudah sangat matang berpolitik, dia itu kan sudah lima periode jadi anggota dewan, 10 tahun di DPRD Kabupaten Bandung dan 15 tahun di DPR RI. Orang lain untuk satu periode jadi anggota dewan saja sangat sulit, Deding Ishak ini seperti mainan arena politik itu,” tandasnya.

Baca Juga :  Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini, Selasa 14 Januari 2025: Hujan Ringan

Bahkan Komarudin mengatakan, tidak mustahil kalau nantinya Deding Ishak yang diajukan jadi Calon Bupati Bandung dan Kurnia Dadang Naser sebagai wakilnya. “Rasionalisasinya, pertama Deding Ishak sebagai politisi senior selain bisa mencairkan gap di Golkar Kabupaten Bandung juga bisa mengkonsolidasikan semua kader, sehingga Golkar bisa lebih kuat. Kedua, bidikan dari banyak pihak kepada ‘trah’ Obar Sobarna sebagai politik dinasty juga akan berakhir, dan yang lebih penting bisa mengkaderisasi Kurnia Dadang Naser untuk jadi politisi matang ke depan,” ujarnya seraya.

Diungkapkannya, di Partai Golkar sendiri, sekarang ada empat nama yang diajukan melalui Ketua DPP Golkar Jawa l, MQ. Iswara. Keempat balon tersebut adalah Kurnia Dadang Naser, Deding Ishak, Dadang Supriatna dan Yoga Santosa. “Kalau sampai nanti dilakukan survei, ya Nia Kurnia Dadang Naser bisa teratas, kedua bisa Deding Ishak, ketiga Dadang Supriatna dan terakhir Yoga, saya rasa,” ujarnya.

Namun ia tidak memungkiri kemungkinan munculnya koalisi Golkar-Nasdem yang mengusung Dadang Supriatna – Syahrul Gunawan (16 kursi). Tapi, katanya, perjuangannya agak panjang, karena Balon Bupati Bandung yang akrab disapa Kang DS itu harus bisa meyakinkan pusat untuk bisa melewati Kurnia Dadang Naser dan Deding Ishak. “Bisa saja, tapi perjuangannya panjang dan berat nampaknya,” pungkas Komarudin.@mpa/asa

Baca Berita Menarik Lainnya :