VISI.NEWS – Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Bandung akan melakukan evaluasi pelaksanaan protokolet kesehatan di seluruh lokasi objek wisata. Hal itu dilakukan atas hasil monitoring obyek wisata tersebut.
“Jadi sejak dilakukan simulasi pembukaan objek wisata di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) pada Juli 2020 di Kabupaten Bandung, sampai sekarang Disparbud terus melakukan monitoring. Misalnya saat sidak ke tempat wisata dan menemukan ketidakdisiplinan karena abaikan protokoler krsehatan. Kita tegur mereka,,” kata Yosep di Soreang, Senin (31/8).
Meski dari hasil monitoring tidak ditemukan pelanggaran berat teguran hingga akhirnya pembinaan bagi pengelola objek wisata dilakukannya. Pelanggaran ringan dengan mengabaikan protokoler kesehatan itu misalnya, petugas tidak mengecek suhu pengunjung dengan thermogun karena keterbatasan peralatannya dan personelnya,”tambahnya.
Meskipun masih terlihat ada kelemahan, lanjut Yosep, pelanggaran dilakukan masyarakat. “Saya imbau pengelola tempat wisata untuk menyediakan alat pelindung diri berupa masker yang dibagikan secara gratis,” katanya.
Menurut Yosep, dari semua pengelola objek wisata dan hotel di Kabupaten Bandung 70 persennya baik penerapan protokol kesehatannya. Dia berharap tempat wisata di Kabupaten Bandung tidak menjadi cluster baru penyebaran corona.
Manajer MT Highland, Ranbalai, Dede Munir mengatakan, pihaknya sudah berupaya disiplin dan menerapkan protokoler kesehatan. Objek wisaya yang satu ini melaksanakannya mulai menyiapkan tempat cuci tangan dengan sabun, pemeriksaan suhu tubuh bagi pengunjung dan hand sanitizer.
“Bahkan kami juga suka mengingatkan jika ada pengunjung tidak bermasker. Atau maskernya tidak digunakan saat memasuki area kami. Kita selalu patuhi aturan ini karena untuk kesehatan bersama. Mengikuti protokoler kesehatan adalah wajib selama pandemi AKB karena virus corona belum usai,” terang Dede. @pih