
VISI.NEWS – Peran pengusaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang cukup signifikan dalam perekonomian nasional, membutuhkan dukungan semua pihak untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Faktanya, UMKM menghadapi banyak sekali masalah, berupa keterbatasan finansial, kesulitan memasarkan produk, keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan bahan baku, keterbatasan teknologi proses produksi, dan kualitas produk yang rendah.
Ketua Riset Grup Rekayasa Ergonomi, Sistem Kerja dan Manajemen Lingkungan UMKM, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (FT-UNS) Solo, Prof. Dr. Bambang Suhardi, mengungkapkan kondisi UMKM tersebut kepada VISI.NEWS, Rabu (4/11 /2020).
Dia baru saja dikukuhkan sebagai guru besar ke-15 di FT-UNS dan merupakan guru besar ke-226 di UNS, dalam bidang ilmu teknik industri.
“Di Provinsi Jawa Tengah saja, UMKM berperan strategis dalam penyerapan jumlah tenaga kerja maupun pengentasan kemiskinan. Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 62,35 persen dan juga mampu mengentaskan angka kemiskinan sebesar 50 persen,” ujarnya mengutip data BPS Provinsi Jateng.
Pakar ilmu teknik industri itu mengamati, keterbatasan teknologi proses produksi di kalangan UMKM yang menyebabkan terbatasnya jumlah, jenis dan variasi produk harus dibantu mengatasinya. Masalah lain yang butuh bantuan mengatasi, adalah kualitas produk rendah, yang berakibat produk yang dihasilkan UMKM statis dan tidak mampu bersaing di pasar.
“Masalah itu perlu diatasi dengan menerapkan teknologi tepat guna. Penerapan teknologi tepat guna di UMKM bisa meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk. Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi masyarakat tertentu agar sesuai dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial politik dan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Prof. Bambang menekankan, teknologi tepat guna bagi UMKM harus dengan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan dampak terhadap lingkungan yang ditimbulkan minimal dibandingkan dengan teknologi pada umumnya.
Dia menyodorkan konsep penerapan teknologi tepat guna dengan cara intervensi ergonomi, yaitu mengembangkan desain alat bantu dan metode perbaikan sistem kerja sebagai opsi intervensi untuk meningkatkan daya saing UMKM.
Di antara alat bantu kerja yang dia ciptakan bagi perajin dengan teknologi tepat guna berdasarkan intervensi ekonomis, adalah flexible framework. Alat bantu kerja bagi perajin politur yang dia diciptakan, dirancang berdasarkan data keluhan dan harapan para pekerja.
“Dengan alat flexible framework, pekerja politur mudah dan nyaman dalam pemakaian, dapat mengurangi ketidaknyamanan, menurunkan level risiko akibat postur kerja dan biaya pembuatannya terjangkau oleh UMKM,” tandasnya.
Alat bantu kerja flexible framework yang diciptakan Prof. Bambang Suhardi, dan dirancang dengan tujuan memperbaiki postur kerja pekerja saat melakukan proses kerja, hanya salah satu contoh bantuan bagi UMKM dalam mengatasi banyak permasalahannya.
Dalam kaitan itu, dia merekomendasi perbaikan proses kerja dengan menambahkan suatu fasilitas kerja, berupa rancangan alat bantu untuk menyesuaikan kenyamanan pekerja ketika melakukan aktivitas kerja. @tok