VISI.NEWS | JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI, Hinca Panjaitan, mendesak Polres Jakarta Timur agar mengusut tuntas kasus dugaan pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya Kenzaha Walewangko, mahasiswa Fakultas Fisipol Universitas Kristen Indonesia (UKI). Ia menegaskan bahwa aparat kepolisian harus transparan dalam mengungkap kasus ini dan segera menangkap para pelaku.
“Kita minta penyidik segera ungkap dan bongkar kasus ini. Jangan ditutup-tutupi,” ujar Hinca di Jakarta, Senin (10/3/2025).
Menurut Hinca, kasus ini seharusnya tidak sulit diungkap karena banyaknya saksi dan bukti yang tersedia. Beberapa di antaranya adalah kesaksian teman-teman korban di lokasi kejadian, rekaman CCTV, serta video pengeroyokan yang beredar luas di media sosial.
“Harus transparan dan cepat diungkap. Tidak sulit ini. Karena banyak saksi dan petunjuk yang ada,” tegas dia.
Kenzaha Walewangko, mahasiswa berusia 22 tahun, diduga dikeroyok hingga tewas di area parkiran motor kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (4/3/2025). Insiden ini dipicu oleh perkelahian antara korban dan sekelompok mahasiswa Fakultas Hukum.
Menurut kesaksian mahasiswa yang enggan disebutkan namanya, insiden bermula ketika korban dan teman-temannya sedang berkumpul. Salah satu mahasiswa dari Fakultas Hukum merasa tersinggung oleh perkataan korban, sehingga terjadi cekcok yang berujung pengeroyokan.
“Infonya mereka lagi nongkrong terus ada yang lewat mahasiswa FH yang tersinggung ucapan korban. Mahasiswa Fisipol sedang ngobrol-ngobrol cerita santai, mungkin tersinggung hingga terjadi perkelahian,” ucap salah satu mahasiswa yang enggan disebutkan namanya, Kamis (6/3/2025).
Korban diduga dipukul, diseret, dan dihantam dengan benda tumpul hingga mengalami luka fatal. Bahkan, pagar kampus sempat jebol akibat insiden tersebut.
Salah satu nama yang disebut terlibat dalam pengeroyokan adalah Thomas, seorang mahasiswa yang awalnya terdaftar pada tahun 2014, kemudian sempat dikeluarkan, dan kembali aktif sebagai mahasiswa sejak 2023.
“Thomas itu pernah menjadi manjadi mahasiswa tahun 2014 dan kena pemutihan. Terus dia aktif lagi masuk menjadi mahasiswa 2023,” katanya.
Kapolsek Kramat Jati, Kompol Rusit Malaka, mengonfirmasi adanya insiden tersebut. Namun, ia menyatakan bahwa motif di balik kejadian ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Polres Metro Jakarta Timur. @givary