Ilustrasi. /visi.news/dfintech.com VISI.NEWS | SINGAPURA – Dragonfly berhasil lolos ke babak final kompetisi global “G20 TechSprint” yang Ketiga. Kompetisi tahun ini berfokus pada central bank digital currency (CBDC) setelah dua ajang sebelumnya, “2020 RegTech and SupTech” di Arab Saudi dan “2021 Green Finance” di Italia. Kompetisi tahun ini berlangsung sebagai bagian dari presidensi G20 yang dijabat Indonesia. Acara puncaknya adalah “G20 Heads of State and Government Summit” yang diadakan di Bali pada November 2022.
Kompetisi global “G20 TechSprint”, digelar Bank Indonesia dan Bank of International Settlement Innovation Hub, mengangkat perkembangan dan peran CBDC di segmen ritel dan wholesale sebagai solusi potensial di tiga bidang penting: issuance, wholesale, retail, dan distribusi CBDC; inklusi keuangan dengan memanfaatkan CBDC; serta, CBDC sebagai cara interoperabilitas yang lebih baik antara sistem pembayaran nasional.
“Kami gembira terpilih sebagai finalis dalam kategori ‘issuance, wholesale, ritel, dan distribusi CBDC’. Kami akan melayani kebutuhan mendatang yang belum terpenuhi di industri dengan solusi yang didukung blockchain inovatif. Peluang pertumbuhan ini membantu kami menunjukkan peran Dragonfly dalam menyederhanakan perbankan digital pada seluruh spektrum, dari kebijakan moneter, hingga distribusi di segmen wholesale, setelmen, dan ritel dalam sistem yang memiliki interoperabilitas,” kata Lon Wong, Pendiri dan CEO, Dragonfly Fintech yang berbasis di Singapura, dalam rilisnya Selasa (21/6/2022).
Dragonfly juga gembira menyambut kiprahnya yang semakin mengemuka di pentas global sebagai pemimpin tekfin canggih di Asia. Dragonfly terbentuk pada 2015, serta cepat memperluas jangkauan globalnya dengan mendukung dan membantu bank sentral lain untuk mewujudkan visi CBDC.@mpa
