– Kang Pahna sudah dua tahun menduda karena istrinya meninggal dunia. Dari perkawinannya itu memiliki dua orang anak. Kini kedua anaknya menjadi yatim piatu.
VISI.NEWS – Epin Supriatna (50), tukang jagal yang meninggal saat menyembelih hewan kurban di Kampung Gunungdongkol, Kelurahan Setiaratu, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, ternyata sosok yang dikenal dan dekat dengan warga di kampung halamannya.
Kedekatan Epin yang akrab dipanggil Kang Pahna oleh warga sekitar, bukan hanya dekat dengan kalangan orang tua, namun juga akrab dengan “barudak ngora” atau kawula muda.
Selain sebagai tukang jagal setiap Iduladha, Kang Pahna juga dikenal sebagai guru rebana dan pimpinan grup musik dangdut.
“Almarhum Epin Supriatna, akrab dipanggil Kang Pahna. Sebenarnya almarhum seorang seniman yang memiliki grup orkes dangdut,” kata Aji Bagus (29) salah seorang tetangga dekatnya kepada wartawan, Sabtu (1/8).
Menurut Aji, setiap tampil dalam orkes dangdut, Kang Pahna piawai bermain alat musik yaitu menjadi basis. Bukan hanya sebagai musisi juga memiliki keahlian lain yakni memijat dan pengobatan alternatif bagi orang yang dipatuk ular.
“Karena orkes dangdut sudah lama sepi, Kang Pahna banting setir menjadi tukang pijat,” tutur Aji lebih lanjut.
Dikatakan Aji, keahlian “matuh” Kang Pahna adalah menjadi jagal hewan sehingga setiap tahun selalu dipercaya menyembelih hewan kurban. Bahkan, jika ada warga yang hajatan atau akikah selalu meminta jasa penyembelihan kepada Kang Pahna.
“Pokoknya multitalenta, apa saja bisa ketika ada yang meminta pertolongan. Tak heran kalau warga baik tua maupun muda begitu dekat dengan almarhum,” ucap Aji yang rumahnya berdampingan.
Kang Pahna sudah dua tahun menduda, karena istrinya meninggal dunia. Dari perkawinannya itu memiliki dua orang anak yakni Salma dan Mulki. Yang besar, Salma masih duduk dibangku SMA dan yang kedua Mulki baru mau masuk SD. Kini kedua anaknya menjadi yatim piatu.
“Kami merasa kehilangan sosok Kang Pahna. Karena almarhum selalu mendampingi para pemuda baik di bidang seni maupun olahraga. Sosok yang sangat kenal dan dekat dengan masyarakat,” ujarnya.
Dijelaskan Aji, para pemuda di kampungmya bisa memainkan alat seni gitar berkat diajari oleh almarhum. Begitu pun dalam olahraga dan pengajian, selalu almarhum yang mendampingi. Meski usianya terpaut jauh, namun begitu dekat dengan para pemuda.
“Almarhum serasa teman, khususnya saat main rebana. Pemuda di kampung bisa main gitar berkat diajari oleh Kang Pahna. Usia memang terpaut jauh, tapi begitu dekat,” jelasnya.@akr