VISI.NEWS | BANDUNG – Ketua Pengurus Daerah X Generasi Muda FKPPI Agus Windu Hanggono, yang juga pimpinan A8HC memberikan apresiasi kepada langkah TNI-POLRI yang utama ditujukan pada Komando Distrik Militer 0607 Sukabumi atas langkah cepat melakukan pemanggilan pada pelaku video viral yang tengah beredar di media sosial.
Setelah itu, Terungkap video beberapa orang pria yang menentengkan senjata dan ternyata salah satunya adalah Sekretaris Umum MUI kabupaten Sukabumi, kemudian yang bersangkutan adalah pengurus DKM Masjid Al- Jabar bentukan responsif Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil,
“Video viral yang sudah diklarifikasi itu menjadi sebuah pelajaran penting bagi kita semua sebagai bagian pelaku media sosial untuk lebih bijak dalam penggunaannya. Peran ulama apalagi pemangku jabatan sekum MUI sangatlah tidak bijak dalam mengangkat pola pikir menggunakan media sosial untuk segelintir popularitas ataupun ajakan walaupun yang bersangkutan telah menegaskan itu untuk kalangan sendiri dan tidak bermaksud makar karena tanpa latar belakang kegiatan mereka yang bukan anti NKRI,” ujar Agus, dalam keterangannya kepada VISI.NEWS Kamis (30/3/2023).
Lebih lanjut, Ketua GM FKPPI Jawa Barat itu pun menegaskan bahwa semua yang dilakukan adalah salah, karena dengan arogansinya mengacungkan senjata yang mirip senjata laras panjang tapi kemudian itu adalah senapan angin, Arogansi inilah yang disikapi bahwa GM FKPPI memandang ini sudah bergaya terorisme dan radikalisme.
Dirinya menyebut bahwa, langkah evaluasi terhadap kepengurusan DKM Masjid Al-Jabar yang dilakukan Gubernur Jawa Barat harus segera dilakukan dan berbuah pendidikan etika digital bagi seluruh pemangku amanah tersebut, apalagi Jawa Barat sebagai bagian pelaksana program Cakap Digital yang selama ini dijalankan dengan koordinasi Kementrian Kominfo.
“Bukan saja mengedepankan keterwakilan para pihak ormas islam namun keterwakilan adaptasi sosial lingkungan bagi para pengurus DKM yang terpilih,” katanya.
Selain itu guna hal-hal yang tidak diinginkan terulang, Agus mengingatkan serta mengajak kepada seluruh pihak untuk dapat bijak dalam menggunakan media sosial dan mengedepankan etika digital dalam penggunaannya sehingga tidak banyak ketersinggungan dengan Radikalisme dan Sara.
“Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua dan dapat mengambil intisari dari apa yang mereka lakukan tentunya tidak boleh terulang kembali, Namun disisi lain POLRI harus tetap mengedepankan proses penyidikan sebagai bagian penegakan undang undang bagi negara yang kita cintai ini,” pungkasnya.@gvr