VISI.NEWS | CIREBON – Pagi bening di akhir pekan kemarin di Gedung Kesenian Rarasantang Kota Cirebon telah dipadati para pelajar SMA/SMK Kota Cirebon dari dini hari. Mereka bersiap menggelar hajat perdana dalam semangat kebersamaan dan dinamika kreativitas seni.
Dari persiapan dan penataan materi sajian sampai dengan (belajar) mengkoordinasikan tata kelola pertunjukan yang lebih serius di ruang publik, yakni panggung pentas Aula Gedung Kesenian Rarasantang, Kota Cirebon.
Adalah sebuah keniscayaan jika kebudayaan (beserta kesenian di dalamnya) pada suatu titik akan tidak berkembang, bahkan tidak dikenali dan menghilang serta tidak dikenali lagi, jika saja tidak dimulai dengan semangat kebersamaan serta keberpihakan dalam upaya pewarisan maupun proses kreatif pelestarian serta tumbuh kembangnya.
Pelajar, di satu sisi adalah aset nyata keberlangsungan semua hal, tidak terkecuali semangat berkesenian serta upaya pemajuan kebudayaan nasional. Semangat kebersamaan di dalam ikatan proses kreatif berkesenian menjadi hal logis dan mutlak adanya oleh karena di tangan generasi muda inilah keberlangsungan beragam sisi kebudayaan akan diestafetkan.
Oleh karena hal-hal tersebut di ataslah, pelajar SMA/SMK Kota Cirebon berupaya merapatkan barisan di dalam ruang kreatif yang bersemangatkan kearifan lokal dan budaya leluhur menyepakati ruang bersama sebagai wadah edukasi, ruang pengembangan potensi serta upaya pemajuan kebudayaan di segmen pelajar (remaja) Kota Cirebon dalam Forum Teater Pelajar Cirebon Kota (Fortejar Ciko).
Empat komunitas seni (ekstrakurikuler seni) dari masing-masing sekolah, yaitu Teater 81 (SMAN 1 Cirebon), Teater Kipas-4 (SMAN 4 Cirebon), Teater Sapta Persada (SMAN 7 Cirebon) dan Pentaraters (SMKN 2 Cirebon) menjadi 4 pioneer dalam Forum Teater Pelajar Cirebon Kota (Fortejar Ciko) 2023 ini.
Beragam karya kreativitas drama, dari adaptasi drama modern sampai dengan adaptasi sastra lisan daerah setempat menjadi konsep garapan ke 4 komunitas ini. Teater 81 SMAN 1 Cirebon menyajikan “Asmaranala”, Kipas 4 menampilkan “Tapangkung”, Sapta Persada mengusung “The Mystical of Sintren”, dan Pentaraters mementaskan “Mantra”.
Ruang pertunjukan Gedung Kesenian Rarasantang yang cukup terbatas kapasitas penontonnya, terasa pengap dan panas dengan membludaknya para apresiator dari beragam sekolah dan komunitas. Di luar prediksi yang umumnya/biasanya pementasan drama (teater) hanya disaksikan belasan atau puluhan penonton saja.
Acara Petcah (Pementasan Teater Cirebon Antar Sekolah) helatan perdana Fortejar Ciko ini diawali dengan pembukaan oleh Wakil Walikota Cirebon (Hj. Eti Herawati) yang sangat antusias dan apresiatif dengan dinamika pelajar SMA/SMK Kota Cirebon ini, apalagi setelah dikumandangkan Deklarasi Fortejar Ciko oleh perwakilan ke-4 sekolah, sebagai semangat generasi muda Kota Cirebon di dalam menyikapi Seni dan Budaya bangsa.
Acara berjalan sangat dinamis dan progresif, alur sajian 4 pementasan drama yang cantik sangat memuaskan para pemirsa PETCAH sampai usainya ke-4 pertunjukan.
Semoga pergerakan langkah mereka di ruang kreativitas seni dan budaya ini semakin baik dan progresif, terlebih dilakukan oleh para pelajar SMA/SMK Kota Cirebon tentunya sangat perlu diapresiasi dan didukung penuh para pihak, terutama pemangku wilayah serta para pengambil kebijakan, dengan harapan para remaja/generasi muda Indonesia semakin kreatif dan produktif dengan dukungan reruang ekspresi positif berbasis kearifan leluhur.
@ang acep/pelaku seni teater kota cirebon