Search
Close this search box.

Gaharu Keluarga Luncurkan Panduan Pengasuhan Berbasis Empati

Ilustrasi. /net

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG – Gerakan Pembaharu Keluarga (Gaharu Keluarga) meluncurkan Panduan Pengasuhan Berbasis Empati untuk Pengelola Panti Asuhan bersama Yayasan Teman Saling Berbagi serta 15 Seri Kisah Baik Change Leaders Gaharu Keluarga tentang pengalaman mendampingi keluarga dengan berbagai bentuk di Indonesia.

Panduan ini diluncurkan dalam webinar “Ragam Strategi Pengasuhan Keluarga dalam Mewujudkan Keluarga Berkualitas di Indonesia” yang digelar pada tanggal 17 Desember 2023, dalam rangka memperingati Hari Ibu. Webinar ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai latar belakang, seperti pengelola panti asuhan, aktivis perempuan, akademisi, praktisi, dan masyarakat umum.

Webinar ini menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten di bidangnya, seperti Ratna Susianawati selaku Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Perempuan dan Pemberdayaan Anak, Rina Meutia selaku Direktur Eksekutif Ashoka Indonesia, dan beberapa Change Leaders Gaharu Keluarga yang berbagi kisah dan pengalaman mereka dalam mendampingi keluarga dengan berbagai tipologi.

Ratna Susianawati dalam sambutannya mewakili Ibu Menteri PPPA menyampaikan bahwa keluarga sebagai pilar utama dan garda depan dalam pembentukan karakter anak, menjadi salah satu fokus utama pemerintah. “Ini sejalan dengan Arahan Presiden terkait peran ibu dan keluarga dalam pendidikan dan pengasuhan anak, sehingga dibutuhkan strategi pengasuhan yang tepat untuk masyarakat Indonesia yang beragam,” ujarnya.

Rina Meutia menjelaskan bahwa Gaharu Keluarga adalah sebuah gerakan yang melibatkan 14 organisasi yang fokus pada isu perempuan, keluarga, dan pengasuhan. “Gaharu Keluarga tidak hanya mengakui keberagaman tipologi keluarga, tetapi juga mendorong pendekatan yang holistik dalam memperkuat ekosistem keluarga. Dengan fokus pada pembentukan anak-anak sebagai pembaharu dan keluarga sebagai agen perubahan, Gaharu Keluarga berupaya menciptakan tatanan masyarakat yang adil dan egaliter untuk Indonesia,” katanya.

Baca Juga :  Pilgub Jabar: Ahmad Syaikhu Optimistis Kantongi Banyak Suara di Bogor

Salah satu Change Leaders Gaharu Keluarga yang berbagi kisahnya adalah Nurul Hidayati, pendiri Yayasan Sejiwa, yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan dan anak korban kekerasan. Ia menceritakan bagaimana ia membantu perempuan dan anak yang mengalami trauma akibat kekerasan, baik fisik maupun psikis, dengan memberikan bantuan hukum, psikologis, sosial, dan ekonomi. “Kami juga memberikan pendampingan pengasuhan berbasis empati kepada para ibu dan anak, agar mereka bisa saling mengerti dan mendukung satu sama lain,” tuturnya.

Panduan Pengasuhan Berbasis Empati untuk Pengelola Panti Asuhan yang diluncurkan oleh Gaharu Keluarga merupakan salah satu produk dari kerjasama antara Ashoka Indonesia dan Yayasan Teman Saling Berbagi. Panduan ini berisi tentang konsep, prinsip, dan praktik pengasuhan berbasis empati yang dapat diterapkan oleh pengelola panti asuhan dalam mendampingi anak-anak yang tinggal di panti.

Ragam Strategi Pengasuhan Keluarga

Webinar ini mengangkat isu-isu terkait dengan keragaman tipologi keluarga di Indonesia, yang membutuhkan pendekatan pengasuhan yang juga beragam. Webinar ini juga meluncurkan Panduan Pengasuhan Berbasis Empati untuk Pengelola Panti Asuhan bersama Yayasan Teman Saling Berbagi serta 15 Seri Kisah Baik Change Leaders Gaharu Keluarga tentang pengalaman mendampingi keluarga dengan berbagai bentuk di Indonesia.

Salah satu narasumber yang berbagi pengalaman adalah Farha Ciciek, ketua Komunitas Tanoker dan Ashoka Fellow 2006, yang bergerak di bidang pemberdayaan keluarga pekerja migran di Ledokombo, Kabupaten Jember. Ia mengatakan, “Sebagai upaya merespon situasi ini, kami mengembangkan model pengasuhan gotong royong mulai dari tingkat desa dengan kolaborasi bersama anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, hingga lansia sebagai motor penggerak (change leaders). Gerakan bersama berbasis ‘learning society’ tersebut telah melahirkan pembaharuan yang bersifat Glokal (lokal hingga global). Hal ini menjadi penting karena isu migrasi tidak hanya berangkat dan berdampak di lokal tetapi juga global”.

Baca Juga :  Pro Prabowo Subianto Tegaskan Dukungan untuk Kang DS - Ali Syakieb

Narasumber lainnya adalah Farhanah Fitria, pendiri Yayasan Teman Saling Berbagi, yang melakukan pendampingan dan penguatan untuk pengasuhan anak-anak di panti asuhan di Bandung. Ia menyampaikan, “Problematika yang umum dihadapi di panti asuhan adalah keterbatasan jumlah pengasuh dan harus mengasuh banyak anak dengan beragam luka pengasuhan, sehingga berdampak pada rendahnya kepercayaan diri, dan kesehatan mental lainnya pada anak. Karena itu sangat penting untuk semua pihak bekerjasama menyiapkan kemampuan pengelola panti asuhan dalam melakukan pengasuhan yang berempati dan berwelas asih”.

Di sisi lain, Eka Prahadian Abdurahman, Ketua Ikatan Konselor Adiksi Indonesia Provinsi Sumatera Utara, mengangkat isu adiksi yang menjadi tantangan bagi keluarga Indonesia. Ia menjelaskan, “Adiksi adalah penyakit keluarga karena satu anggota keluarga terkena adiksi, maka akan berdampak pada anggota keluarga yang lainnya. Karena itu orangtua masa kini harus memiliki kemampuan pengetahuan penggunaan teknologi khususnya internet, sehingga bisa menjalankan peran pencegahan dan pengendalian dengan tepat di keluarga”.

Webinar ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas keluarga yang responsif gender dan ramah anak. Eko Novi, Asisten Deputi Bidang Pengasuhan Anak KPPPA, mengatakan, “Kami mendorong bagaimana setiap individu yang terlibat dalam pengasuhan keluarga (termasuk diantaranya pengelola panti asuhan dll) memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pengasuhan berbasis hak anak yang mengacu pada tiga hal: (1) tidak adanya kekerasan dalam bentuk apapun; (2) memastikan tidak terjadinya perundungan pada anak; (3) penerapan disiplin positif pada anak. Untuk mewujudkan ini, partisipasi dari semua lini mutlak diperlukan untuk bergotong royong membangun keluarga yang berkualitas”.

Webinar ini berlangsung selama dua jam dengan sesi tanya jawab yang interaktif dan antusias. Para peserta menyampaikan apresiasi dan dukungan kepada Gaharu Keluarga dan narasumber atas inisiatif dan kontribusinya dalam mewujudkan keluarga berkualitas di Indonesia. Mereka juga berharap agar panduan pengasuhan berbasis empati yang diluncurkan dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi para pengelola panti asuhan dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam pengasuhan anak.

Baca Juga :  Manfaat Buah Alpukat Bagi Kesehatan Tubuh

@mpa

Baca Berita Menarik Lainnya :