Oleh Aep S. Abdullah
HARIAN Umum (HU) Galamedia, akhirnya harus tutup juga setelah seluruh awak salah satu media legenda di Kota Bandung ini bekerja keras mempertahankannya.
“Hari ini merupakan hari terakhir Galamedia menemui pembaca setianya. Mulai besok berganti nama menjadi Kabar Bandung“. Tulis penanggung jawab perusahaan Hj. Ati Supriatin di WAG “Alumni” Gala/Galamedia, Jumat (15/7/2022).
“Kami sampai hari kemarin mengelola Galamedia, menyampaikan permohonan maaf tidak bisa bisa mempertahankan nama Galamedia. Seharusnya sejak tanggal 1 Juli 2022, Galamedia sudah tidak terbit, tetapi kami berusaha untuk memperpanjang usianya sampai 15 Juli 2022 untuk menyelesaikan masalah administrasi dan kekaryawanan.
“Upaya kami untuk mempertahankan Galamedia sejak keputusan likuidasi PT Galamedia Bandung Perkasa tahun 2019, menemui titik akhir pada hari ini. Mulai besok, seperi halnya para senior, kami menjadi alumni Galamedia, surat kabar yang kita cintai“.
Sebagai orang yang pernah ikut menjadi awak HU Gala/Galamedia, tentu ikut prihatin dengan hilangnya koran Galamedia dalam percaturan bisnis media di Bandung. Gala/Galamedia adalah salah satu legenda bisnis koran.
Saya sendiri menjadi wartawan HU Gala tidak lama sebelum koran ini di take over PT. Surya Persindo Grup. Saat kantor redaksinya masih di Jalan Soekarno-Hatta Bandung, di sekitar daerah Cibuntu. Awal di koran ini saya mendapat kesan Gala adalah koran Pos Kota-nya Bandung. Sehingga berita kriminalitas mendapat porsi yang cukup banyak dan beritanya selalu leading dibandingkan dengan koran lain yang ada di Bandung. Tahun 1980/1990-an koran di Bandung yang terbesar HU Pikiran Rakyat, HU. Gala, HU. Mandala, dan HU. Bandung Pos
Awal di Gala saya mendapat banyak bimbingan dari Pak Arya Panji Indra, Alm. Pak Tarlin Sukandar, Pak Maman Suparman, Alm. Pak Ariesta, Pak Boedi Azwar, Bang Lian Nasution dan para senior lainnya. Awak redaksi koran HU Gala saat itu “cool”. Jiwa kompetisinya besar. Berita kejadian harus selalu dapat. Mereka bekerja dan bekerja. Satu moto yang ditanamkan pemilik H. Sjamsuar Adnan : Koran yang baik itu koran yang laku di pasaran. Dalam kondisi apapun, Gala harus tetap terbit.
Sebuah moto dari pemilik yang kuat jiwa enterpreneurshipnya, dan jarang dimiliki oleh pengelola media lainnya saat itu.
Koran yang dikenal dengan “koran kriminal” ini sempat mencapai tiras harian lebih 160.000 eksemplar. Koran ini menjadi “bacaan wajib” polisi di Jawa Barat. Kalau kita masuk ke polsek-polsek, koran ini pasti ada di meja Kapolsek atau para Kanit.
Saat koran ini di take over oleh PT Surya Persindo – grup perusahaan media milik Surya Paloh – visinya berubah. Kita mendapat training untuk menjadikan koran ini koran “elit”. Kita mendapat paparan bagaimana tren “new journalism” yang diterapkan oleh koran The Jakarta Post maupun Bisnis Indonesia. Koran ini mau dibawa menjadi koran yang mengedepankan berita politik, ekonomi dan olah raga dengan rasa yang beda.
Di Redaktur Eksekutif duduk Panda Nababan dan Derek Manangka, dua tokoh pers nasional yang cukup dikenal. Ada juga nama Fachry Ali. Kemudian silih berganti dipimpin oleh Tjetje Padmadisastra, Ahmad Fadillah, sampai terakhir Don Bosco Selamun (sekarang Presdir Metro TV).
Di jajaran redaksi ada Alm. Alvertoeng, Alm. Martin Wiriadi, Yustinianus Ibik, Alm. Ging Ginanjar, Lea Pamungkas, Sony Parid Maulana, Herman Saputra, Idon Haryana, Haris Sumadiria, Dudhi M. Sugandhi, Alm. Setia Permana, Ikin Sodikin, Evi Ariadne Shinta Dewi, Subur Wadio, dll juga awak redaksi Gala lama yang lolos seleksi.
Kerja keras selama hampir tiga tahun untuk menjadikan “Gala Wajah Baru” diterima masyarakat, sangat sulit dilakukan. Padahal, selain orang-orang top yang duduk di awak redaksi, fasilitas yang disediakan perusahaan juga tergolong sangat mencukupi. Kantor di Jalan Braga (terakhir digunakan oleh Redaksi Radio PRFM), fasilitas kendaraan banyak dan gaji yang hampir setara dengan awak media Pikiran Rakyat. Tiras HU. Gala terus menyusut sampai angka 3.000 eksemplar/hari. Kerja keras dengan pola kerja gaya di ibu kota, ternyata tetap tidak dapat menggenjot tiras maupun penjualan iklan koran ini.
Sampai Budayawan Alm. Umar Kayam mengingatkan salah satu pimpinan HU. Gala pada saat itu: “Kamu tidak akan berhasil, selama kamu tidak memahami kultur orang Jawa Barat”.
Dibawah Manajemen PR
Tahun 1996, HU. Gala mulai berproses kembali pemindahan manajemen ke PT. Pikiran Rakyat Bandung. Dan, pada 24 Oktober 1999, edisi perdana HU. Galamedia dibawah manajemen Pikiran Rakyat mulai terbit. Ada sederet nama yang duduk di jajaran redaksi mulai dari Alm. H. Sjamsuar Adnan dan Alm. Atang Ruswita, Yoyo S. Adiredja, Januar P. Roswita, Boedi Azwar, Asep Bakrie, E. Ahmad Zall, Hj. Ati Supriatin, Fendy Sy Citrawarga, Mardjan Zen, Dadan Hendaya, Alm. Ratna Djuwita, Enton Supriatna, Endang Supriatna, Asep Rahmat Hidayat, Cepi Juniar, Gatot Nirboyo, Sutisna AM, Rahmat Iskandar, dll.
Ada suasana yang berbeda saat awal HU. Galamedia di bawah manajemen Pikiran Rakyat, suasananya lebih mencair. Hubungan atasan dan bawahan lebih hangat, dan semangat kompetisi lebih terbangun. Setiap ada berita yang tertinggal yang “diseuseuh” tidak hanya wartawannya juga redaktur dan korlip. Sehingga, meski suasananya hangat namun, “nose” atau penciuman wartawan senantiasa siaga. Ada ungkapan yang disampaikan Pimred Galamedia untuk awak redaksi saat itu dalam menghadapi kompetitor: Mending galey heula daripada eleh mah.
Alhamdulillah, HU Galamedia bisa bertahan hingga memasuki tahun ke-23. Ini pencapaian luar biasa, karena koran-koran lainnya lebih dulu berguguran. Galamedia juga sekarang sudah melakukan transformasi untuk edisi onlinenya melalui Galamedianews.com dan GalaJabar.com.
Dan, mulai edisi Sabtu, 16 Juli 2022, berganti wajah dengan nama koran “Kabar Bandung”. Wajah baru rasa lama. Karena rubrikasinya nyaris masih sama dengan koran Galamedia, sehingga pembaca masih merasakan “isi” Galamedia.
Tentu ini hasil kreatifitas jajaran redaksi Galamedia. Terlebih di redaksi Galamedia masih ada orang-orang yang cukup handal. Pimrednya koran “Kabar Bandung” masih oleh Endan Suhendra, dikenal produktivitasnya yang sangat tinggi. Begitu pula, Galamedia online masih dinakhodai oleh Brilliant Awal yang banyak gagasan dan dikenal kreatif serta punya minat tinggi di bidang online.
Memang tidak mudah melakukan penetrasi pasar dengan koran wajah baru. Namun tentunya, dengan SDM handal yang masih dimiliki Kabar Bandung, dan semangat kebersamaan yang dibangun, insya Allah koran Kabar Bandung akan segera mengisi ceruk pasar yang selama ini menjadi pasar Galamedia.
Untuk para perintis, pendiri, dan mereka yang pernah bekerja di HU Gala/Galamedia dan telah lebih dulu meninggalkan kita mari kita khususkan hadiah, lahumul Al-fatihah. Semoga, amal baik mereka, amal ibadah mereka, selama di Gala/Galamedia menjadi bekal berharga di alam sana. Amin YRA.***