VISI.NEWS | SUKABUMI – Gempa berkekuatan 5,4 Magnitudo terjadi pada Minggu (1/10/2023) pukul 11.00 WIB dengan pusat gempa berada di darat 30 kilometer Tenggara Kabupaten Sukabumi.
Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi di kedalaman 88 kilometer dengan posisi 7,26 Lintang Selatan (LS) dan 106,60 Bujur Timur (BT).
Gempa dirasakan oleh warga di Sukabumi, Sawarna, Pelabuhan Ratu, Soreang, Cianjur, Cibadak, Bandung, Bogor, Cisolok, Cipanas, Lebak, Kota Sukabumi, Tasikmalaya, hingga Pandeglang
Sementara itu Kepala Badan (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan pihaknya akan terus menggencarkan pelaksanaan sekolah lapang gempabumi dan tsunami (SLG) di seluruh penjuru Indonesia.
Menurutnya, literasi kebencanaan masyarakat harus terus ditingkatkan dan dilakukan secara berkelanjutan guna meminimalkan risiko gempabumi dan tsunami yang mengintai banyak wilayah pesisir Indonesia.
“SLG yang kali ini difasilitasi oleh Stasiun Geofisika Banjarnegara menjadi strategi kami (BMKG-red) mewujudkan zero victim di wilayah-wilayah yang rawan gempabumi dan tsunami. menekan potensi resiko pada tingkat minimal selain inovasi teknologi yang terus dikembangkan oleh BMKG,” ungkap Dwikorita Karnawati saat gelaran SLG di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (30/9).
Dwikorita menyebut, literasi kebencanaan masyarakat harus diperkuat. Terlebih di era disrupsi informasi seperti sekarang ini banyak sekali disinformasi maupun berita bohong yang beredar ditengah masyarakat dan menimbulkan keresahan juga kepanikan.
Hal tersebut, kata dia, merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Maka dari itu, menurut Dwikorita, membangun literasi kebencanaan yang kuat membutuhkan sinergi dan kerja sama pentaheliks, yaitu pelibatan pemerintah, pakar atau akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa. “Kolaborasi yang kuat akan mempercepat langkah penyebaran pengetahuan tentang bencana, sehingga masyarakat semakin kuat dalam mendukung kebijakan dan strategi penanggulangan bencana,” tuturnya.
Dwikorita mengatakan bahwa Pemeritah Daerah disepanjang selatan Jawa harus terus meningkatkan kesiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya gempa bumi dan tsunami. Penyediaan, penambahan, dan perbaikan jalur-jalur evakuasi, kata dia, menjadi salah satu langkah tepat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Dwikorita menjelaskan, Kabupaten Kebumen merupakan salah satu zona potensi gempa dan tsunami di Indonesia karena posisinya yang berhadapan langsung dengan zona megathrust selatan Jawa yang memiliki potensi magnitude maksimum M 8,7. Sumber gempa megathrust ini berada di zona subduksi yang merupakan tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasi di dasar laut Samudra Hindia selatan Kebumen.
Pemodelan Penjalaran Gelombang Tsunami akibat gempa dengan skenario tersebut, kata Dwikorita, diperkirakan mencapai 14 – 18 meter di Kabupaten Kebumen, dengan waktu tiba di pesisir pantai sekitar 38 – 46 menit. Dampak guncangan akibat gempa tersebut diperkirakan mencapai VII-VIII MMI, yang berarti merupakan guncangan yang kuat hingga sangat kuat dan dapat mengakibatkan kerusakan sedang hingga berat.
Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi V, Lasmi Indaryani menyambut baik gelaran SLG yang diinisiasi oleh BMKG tersebut. Menurutnya, Kebumen dan daerah di sepanjang selatan Jawa sangat membutuhkan SLG untuk meminimalisir jatuhnya korban apabila sewaktu-waktu gempabumi dan tsunami terjadi.
“Gempa dan tsunami adalah kehendak Tuhan. Karena tidak dapat diprediksi maka mau tidak mau, suka tidak suka harus siap. Kesiapan ini harus disertai dengan edukasi melalui SLG ini,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Plt. Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Hanif Andi Nugraha, Kepala Balai Besar Wilayah II Hartanto, dan dan Koordinator BMKG DI Yogyakarta Setyoajie Prayoedhi.
Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) diadakan selama dua hari mulai 30 September – 1 Oktober 2023. Kegiatan itu diikuti oleh 50 peserta yang berasal dari berbagai kalangan seperti TNI, Polri, Basarnas, Satpol PP, PMI, perwakilan SKPD, Kecamatan, Kelurahan/Desa, relawan dan masyarakat umum.
@mpa