VISI.NEWS | JAKARTA – Pemerintah Israel resmi mengesahkan kerangka kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Hamas. Langkah ini membuka jalan bagi penghentian serangan di Gaza dalam waktu 24 jam serta pembebasan sandera Israel. Kesepakatan tersebut juga disetujui kabinet Israel pada Jumat (10/10/2025) dini hari, sekitar sehari setelah para mediator mengumumkan tercapainya perjanjian untuk membebaskan sandera Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina.
Menurut Sekretaris Jenderal Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Suhartono, perlawanan pejuang Palestina, khususnya Hamas, berhasil membuat Israel tidak bisa lagi mengalahkan mereka secara militer.
“Kesepakatan gencatan senjata yang terjadi saat ini bisa dianggap sebagai kemenangan bagi pejuang Palestina. Meskipun banyak tantangan yang masih ada, perjuangan ini menunjukkan bahwa Israel, sebagai penjajah, tidak bisa mengalahkan tekad dan semangat juang rakyat Palestina yang tidak kenal lelah,” tutur Suhartono dalam keterangan tertulis kepada VISI.NEWS di Jakarta (10/10/2025)
Ia juga mengkritik keras aksi-aksi Israel yang dinilai telah melakukan kejahatan perang terhadap warga Palestina, termasuk anak-anak yang menjadi korban dari serangan yang terus-menerus. Suhartono menyebut bahwa apa yang dilakukan Israel merupakan sebuah bentuk “pembunuhan perlahan secara sistematik” yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
“Tujuan utama dari Israel adalah untuk menghapuskan identitas Palestina dan membuat rakyat Gaza hidup dalam ketakutan dan penderitaan tanpa akhir.”
Menurutnya, solusi dua negara justru menguntungkan Israel dan memperpanjang eksistensi negara penjajah tersebut.
“Solusi dua negara ini hanyalah cara untuk mengakui eksistensi Israel, yang pada kenyataannya adalah penjajah, Israel tidak akan pernah mengakui kedaulatan Palestina dan akan terus berusaha menundukkan rakyat Palestina dengan cara yang sangat kejam.”
Suhartono memandang bahwa Hamas sebagai satu-satunya kekuatan yang dapat melawan penjajahan Israel. Ia menilai bahwa meskipun ada upaya internasional untuk mendesak gencatan senjata, perjuangan Palestina masih jauh dari selesai.
“Gencatan senjata ini bukan akhir dari perjuangan. Hamas tetap akan melawan hingga Palestina benar-benar bebas,” tegasnya.
Lebih lanjut, Suhartono menyoroti ketidakpedulian dunia internasional terhadap penderitaan rakyat Palestina. Meskipun banyak negara Eropa dan Amerika Serikat mendukung Israel, Suhartono menilai bahwa semakin banyak orang di dunia, termasuk di Amerika, yang mulai berpihak kepada Palestina.
“Di Amerika, 60% orang yang disurvei mendukung Hamas daripada mendukung Israel. Ini menunjukkan bahwa dunia mulai menyadari kebenaran tentang Palestina,” ujarnya.
Suhartono menegaskan bahwa bagi rakyat Palestina, perjuangan mereka bukan hanya tentang politik, tetapi tentang hak untuk hidup di tanah air mereka.
“Kami ingin saudara-saudara kami yang terpaksa mengungsi bisa kembali ke tanah air mereka. Ini bukan hanya tentang Gaza, tetapi seluruh Palestina,” tambahnya.
Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) merupakan lembaga kemanusiaan Indonesia yang fokus pada masalah Palestina baru-baru ini menyalurkan bantuan 4.200 paket sembako kepada warga yang ada di utara Jalur Gaza. Bantuan ini diperuntukkan bagi mereka yang kondisinya memprihatinkan dalam kamp-kamp pengungsingan. Sebelumnya, KNRP juga membuka dapur umum di Khan Yunis, Gaza Selatan dengan lebih dari 2000 masyarakat penerima manfaat di kamp pengungsian al Mawasi.
“Kami fokus pada apa yang benar-benar dibutuhkan oleh rakyat Gaza, bukan hanya memberikan bantuan yang dilihat “seksi” atau menarik perhatian media. Apa yang dibutuhkan di Gaza saat ini adalah bantuan yang lebih praktis, seperti susu dan bahan pangan yang bisa mengurangi penderitaan warga yang terjebak dalam blokade dan serangan militer Israel,” tutupnya.
@uli












