VISI.NEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), bersama Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, sepakat untuk mewujudkan konsep transportasi baru berupa kereta cepat yang menghubungkan Jakarta hingga Jawa Barat bagian selatan. Dalam pertemuan yang digelar pada Jumat (7/11/2025), KDM menawarkan komitmen dana sebesar Rp 8 triliun dari Pemprov Jabar untuk mewujudkan impian transportasi cepat ini, dengan target waktu tempuh Jakarta–Bandung hanya 1,5 jam.
Saat ini, kereta Parahyangan memakan waktu sekitar 3 jam untuk perjalanan Jakarta–Bandung. KDM berencana memangkas waktu tersebut menjadi 1,5 jam, dengan harga tiket yang tetap ekonomis, yakni sekitar Rp 150.000 hingga Rp 200.000. Hal ini bertujuan untuk menawarkan alternatif transportasi yang efisien dan terjangkau, yang akan bersaing langsung dengan waktu tempuh perjalanan melalui jalan tol.
Menurut Bobby Rasyidin, masalah kecepatan bukan terletak pada kereta itu sendiri, melainkan pada kondisi jalur yang masih banyak perlintasan sebidang dan tikungan tajam. Solusi untuk hal ini adalah dengan memodernisasi jalur yang ada, termasuk menggunakan teknologi kereta miring (Tilting) dan membangun jalur ganda di sejumlah titik yang diperlukan. “Jika kita membangun jalur kereta api baru dari Jakarta (Gambir) ke Bandung, total biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 8 triliun, dan waktu tempuhnya bisa 1,5 jam,” ujar KDM, yang menyambut baik estimasi biaya tersebut.
KDM mengungkapkan bahwa ia siap menganggarkan dana tersebut secara bertahap setelah program infrastruktur jalan selesai tahun depan. Komitmen ini menjadi langkah awal untuk mewujudkan sistem transportasi yang lebih efisien di Jawa Barat, yang bisa memangkas waktu tempuh secara signifikan, baik untuk penumpang maupun logistik.
Proyek ini, selain bertujuan untuk meningkatkan konektivitas, juga diharapkan dapat meratakan perekonomian. Dengan waktu tempuh yang lebih cepat ke Bandung, rute kereta cepat ini akan diperpanjang lebih jauh lagi, mencakup jalur Jakarta–Tasikmalaya yang diprediksi hanya memakan waktu 3 jam, dan jalur Jakarta–Banjar yang akan memakan waktu 3,5 jam. Ini akan sangat efisien dibandingkan dengan jalur darat yang biasanya lebih lama.
Untuk pendanaan proyek besar ini, KDM mengusulkan skema investasi inklusif, di mana Pemkot Bandung, pengusaha hotel, hingga masyarakat Jawa Barat bisa terlibat. Salah satu ide menarik yang disampaikan KDM adalah pembentukan “Saham Warga Jabar,” di mana warga Jawa Barat nantinya bisa memiliki saham dalam proyek kereta ini, yang juga akan diproduksi di dalam negeri. “Warga Jabar nanti punya kereta yang diproduksi dalam negeri, berkualitas, dan menggunakan tenaga dalam negeri,” kata KDM.
Selain kereta penumpang, KDM juga mendorong percepatan penyediaan kereta logistik untuk sektor pertanian, seperti angkutan beras dari Pantura (Cirebon, Subang) dan hasil bumi dari Cianjur ke Cipinang. Ia juga menjanjikan dukungan anggaran Pemprov Jawa Barat yang hampir mencapai Rp 1 triliun untuk pembangunan flyover di perlintasan sebidang dan revitalisasi sejumlah aset milik PT KAI, yang akan mendukung lancarnya operasional kereta cepat dan logistik.
Salah satu fokus utama dalam proyek ini adalah revitalisasi Stasiun Bandung. KDM bersama dengan PT KAI sepakat untuk mengembalikan Stasiun Bandung ke nuansa heritage yang pertama kali dibangun pada tahun 1884. Salah satu langkah yang diambil adalah membebaskan area parkir depan stasiun dan menjadikannya sebagai ruang publik yang bisa dimanfaatkan warga. Selain itu, KDM juga menawarkan dukungan untuk menjadikan bangunan tua milik KAI di Purwakarta sebagai museum kereta, yang bisa menjadi daya tarik wisata sekaligus edukasi bagi masyarakat.
Proyek kereta cepat Jakarta–Bandung ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif tidak hanya dalam hal transportasi, tetapi juga untuk pemerataan pembangunan ekonomi di Jawa Barat. Dengan konektivitas yang lebih baik, diharapkan wilayah-wilayah di luar Bandung, seperti Priangan Timur, juga bisa merasakan dampak positif dari kemajuan infrastruktur ini. KDM pun optimis bahwa proyek ini bisa terwujud dengan dukungan semua pihak, termasuk masyarakat dan dunia usaha di Jawa Barat.
@uli












