VISI.NEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa guru tidak boleh lagi memberikan hukuman fisik kepada siswa dalam bentuk apa pun. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Barat yang menekankan pendekatan disiplin berbasis pembelajaran, bukan kekerasan.
Surat edaran ini diterbitkan menyusul terjadinya perselisihan antara orang tua murid dan seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Subang. Guru tersebut menampar siswanya sebagai bentuk hukuman, yang kemudian memicu keberatan dari pihak keluarga.
“Kalau anak salah, cukup berikan hukuman yang mendidik seperti membersihkan halaman, mengecat tembok, atau mengurus sampah. Tidak boleh hukuman fisik karena berisiko hukum,” ujar Dedi Mulyadi dikutip dalam keterangannya, Kamis (13/11/2025).
Menurut Dedi, pendidikan seharusnya membentuk karakter dan rasa tanggung jawab, bukan ketakutan.
“Anak-anak harus belajar dari kesalahan, bukan trauma karena kekerasan,” katanya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, menambahkan bahwa surat edaran tersebut telah disebarkan ke seluruh satuan pendidikan di Jawa Barat, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK), termasuk madrasah di bawah naungan Kementerian Agama.
“Penyelesaian masalah anak-anak harus edukatif. Tujuannya menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Kalau pun ada hukuman, harus mendidik, bukan menyakiti,” ujar Herman.
Ia menegaskan, kebijakan ini sekaligus mendorong perubahan paradigma disiplin di sekolah menjadi lebih humanis dan berorientasi karakter. Pendekatan keras dinilai sudah tidak relevan dengan tantangan pendidikan era digital saat ini.
“Anak-anak sekarang punya dinamika yang khas. Pendekatannya tidak bisa keras, tapi harus pedagogik. Kalau tidak diedukasi dengan baik, pengaruh media sosial bisa lebih kuat daripada nasihat guru atau orang tua,” tambahnya.
Herman juga mengajak seluruh pihak, baik sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk berkolaborasi membangun lingkungan belajar yang aman, sehat, dan berkarakter.
“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Anak-anak harus tumbuh dengan bimbingan, bukan tekanan,” tegasnya. @desi












