Search
Close this search box.

Gus Minging Modernisasi Jamu Tradisional Menjadi Bernuansa Kafe

Barista jamu tradisional di rumah Djampi Jawi./visi.news/tok suwarto

Bagikan :

VISI.NEWS | SOLO – Jamu yang di kalangan masyarakat tradisional hanya dimanfaatkan sebatas sebagai minuman kesehatan, ternyata dapat diramu menjadi olahan minuman dengan citarasa yang tidak kalah pamor dengan kopi di kafe.

Melalui serangkaian penelitian dan percobaan yang dilakukan Gus Minging dan kawan-kawan yang merupakan lulusan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Surakarta jurusan jamu dan sebagai tenaga kesehatan tradisional, ramuan jamu dapat diolah dan disajikan sebagai minuman kekinian yang tetap berkhasiat untuk kesehatan, namun tanpa rasa pahit seperti jamu pada umumnya.

“Sekarang, banyak kedai kopi tersebar di mana-mana. Tetapi, warung jamu tradisional yang dulu tersebar di mana-mana, sekarang sangat jarang ditemukan. Karena orang-orang muda generasi milenial dan generasi Z sudah tidak tertarik dengan jamu,” ujar Gus Minging kepada VISI.NEWS, di sela grand opening Djampi Jawi di kawasan Pasar Legi Solo, Kamis (1/12/2022).

Dalam upaya menarik minat orang-orang muda minum jamu, Gus Minging yang awalnya membuka Djampi Jawi sebagai sebuah kedai jamu tradisional di Kota Klaten, melakukan perubahan besar.

Kini, Gus Minging menciptakan konsep warung jamu dengan nuansa kafe, ‘eatery’ dan wedangan yang sedang ngetrend, di Kota Solo.

Dia memilih Kota Solo, katanya, karena Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, tengah mem-branding kota wisata itu menjadi salah satu wellness tourism di Indonesia.

“Kami membuka Djampi Jawi di Kota Solo sebagai dukungan kepada pemerintah Kota Solo. Di masa pandemi yang lalu, masyarakat mulai terbuka dan sadar bahwa manfaat jamu penting untuk meningkatkan imunitas tubuh,” jelas Gus Minging.

Penggagas rumah Djampi Jawi dengan nuansa serba Jawa itu, menyebut beberapa jenis
tanaman jamu tergolong sebagai imunomodulator, seperti jahe, meniran, kunyit, pegagan,
bawang putih, lengkuas dan sebagainya

Baca Juga :  4 Alasan Kopi Hitam dapat Turunkan Kolesterol Secara Alami

“Bahan-bahan jamu itu bisa diolah menjadi minuman dan juga sebagai bumbu masak untuk beragam menu makanan,” ungkapnya.

Gus Minging memaparkan, Indonesia sejak masa penjajahan dikenal sangat kaya rempah-rempah yang di kalangan masyarakat hanya dijadikan ramuan jamu. Dia mencatat, sedikitnya 3.000 rempah-rempah terdapat di Indonesia dan semasa penjajahan diperebutkan banyak negara Eropa yang ingin menjajah Indonesia.

“Ribuan rempah-rempah tersebut, kalau dikombinasi dijadikan minuman yang berkhasiat untuk kesehatan sekaligus minuman yang bercitarasa enak, bisa sangat banyak variannya. Minuman jamu dari rempah-rempah itu tidak akan kalah dari kopi yang mendunia,” tuturnya.

Melalui Djampi Jawi, Gus Minging bersama Santi Stanislausia sebagai pemilik dan pengelola, berniat mewujudkan visinya agar Djampi Jawi dapat menghadirkan warisan pengobatan berupa ramuan jamu yang “jadoel” ke masa kini dengan kemasan modern.

“Penyajian jamu di Djampi Jawi telah dimodernisasi seperti penyajian kopi yang dilakukan barista. Minuman jamu diramu menggunakan peralatan modern, seperti di kafe modern berupa mesin kopi espresso, grinder, rokpresso dan French Press. Penyajiannya dan rasa jamunya pun ‘naik kelas’ tidak kalah dengan minuman cafe modern,” tuturnya.

Gus Minging menyatakan, Djampi Jawi juga akan mendidik Barista Jamu Tradisional Indonesia. Dia berharap, kelak minum jamu menjadi lifestyle, sehingga dapat menyebarkan kebiasaan minum jamu ke seluruh Indonesia dan dunia. @tok

Baca Berita Menarik Lainnya :